Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan harga BBM sudah pasti akan berdampak pada kenaikan laju inflasi. Bank Indonesia (BI) memperkirakan kenaikan harga BBM akan berdampak pada tambahan inflasi. Artinya, bisa jadi BI juga menyesuaikan suku bunga acuannya (BI rate).
Ekonom Kepala Biro Riset Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan bahwa pemerintah memilih opsi menaikkan harga BBM sebesar Rp 1.000 per liter akan berdampak pada kenaikan inflasi sekitar 2% - 3%. "Kalau kenaikannya Rp 1.500 per liter, tentu (dampak inflasinya) akan lebih tinggi lagi," jelasnya Kamis (23/2).
Menurutnya, jika berpegang pada asumsi inflasi APBN 2012 yang sebesar 5,3%, maka setelah kenaikan harga BBM inflasi bisa berisiko meningkat ke level sekitar 7%. Hanya saja, Juda bilang BI belum mengeluarkan prediksi resmi karena kebijakan ini belum pasti diterapkan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan pemerintah tengah melakukan kajian mengenai besaran kenaikan harga BBM. Menurutnya, ada banyak alternatif opsi yang muncul terkait besaran kenaikan harga BBM.
Salah satu usulan opsinya adalah kenaikan harga BBM antara Rp 1.000 - RP 2.000 per liter atau kenaikan sekitar 20% -30% dari harga saat ini. Yang jelas, "Karena inflasi pasti naik, inflasi pasti memukul daya beli masyarakat, jadi harus kami carikan kompensasi yang tepat," kata Hatta
Kenaikan angka inflasi tentu saja akan berpengaruh pada kebijakan suku bunga acuan BI (BI rate). Juda bilang, saat ini BI masih menunggu kebijakan pemerintah di bidang energi, terutama yang terkait dengan subsidi BBM. "Kalau memang (pemerintah jadi menaikkan harga BBM) dan dampak putaran kedua (inflasi) meningkat, tentu saja saya lihat akan terjadi penyesuaian (BI rate)," jelas Juda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News