kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,33   7,98   0.86%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI koreksi pertumbuhan ekonomi 2016 jadi 4,9%-5,3%


Jumat, 19 Agustus 2016 / 21:54 WIB
BI koreksi pertumbuhan ekonomi 2016 jadi 4,9%-5,3%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. BI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 4,9%-5,3% dari proyeksi sebelumnya sebesar 5%-5,4%.

Gubenur BI Agus Martowardojo mengatakan, proyeksi ke bawah pertumbuhan ekonomi tahun ini dipengaruhi oleh pemangkasan belanja negara yang dilakukan oleh pemerintah sebesar Rp 133,8 triliun. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04% pada semester pertama tahun ini, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di semester kedua sebesar 5%.

"Untuk lebih tepatnya di triwulan ketiga akan ada di kisaran 5,14% dan triwulan keempat sedikit di bawah 5," kata Agus dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (19/8) malam.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, selain faktor penghematan pemerintah, dorongan revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi tahun ini juga dipengaruhi oleh koreksi ke bawah pada pertumbuhan ekonomi global.

Tahun ini, pertumbuhan ekonomi global diproyeksi hanya 3,1% pada tahun ini dan 3,2% pada tahun depan. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global 2016 dan 2017 masing-masing diperkirakan 3,2% dan 3,3%-3,4%.

Perry mengatakan, adanya kecenderungan penurunan pertumbuhan ekonomi Eropa pasca Brexit. Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat juga tidak sekuat yang diperkirakan dan pertumbuhan ekonomi China yang tidak akan tinggi.

Dari sisi domestik, indikator investasi swasta belum sekuat yang diperkirakan walaupun sudah ada tanda-tanda peningkatan. Peningkatan tersebut lanjut dia, sebagai dampak stimulus fiskal pemerintah dan penurunan suku bunga serta relaksasi makroprudensial yang dilakukan oleh BI.

Deputi Gubernur BI Herdar juga mengatakan revisi pertumbuhan tersebut juga lantaran pertumbuhan ekonomi di beberapa kawasan di Indonesia masih tumbuh negatif yang sumber pertumbuhannnya masih bergantung dengan sumber daya alam. Hendar menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal kedua Kalimantan -1,3% dan Papua -5,9%.

Namun, otoritas moneter meyakini, pertumbuhan ekonomi semester kedua ini akan terbantu dari dana-dana repatriasi aset melalui kebijakan Tax Amnesty. Agus mengatakan, dana-dana tersebut akan mengembangkan sektor-sektor ekonomi Indonesia, terutama infrastruktur, properti, pertanian, pariwisata, juga sektor industri pengolahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×