Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan menghadirkan lembaga Central Counterparty (CCP) untuk kliring transaksi derivatif suku bunga serta nilai tukar secara over the counter (OTC) untuk pendalaman pasar keuangan.
Ekonom BCA David Sumual memandang ini merupakan langkah positif yang memberi harapan bagi aktivitas pasar finansial untuk semakin ada likuiditas dan makin timbul kepercayaan (trust).
Baca Juga: Ini syarat dari BI untuk lembaga yang ingin menjadi CCP
"Bisa membantu pendalaman finansial dan pendalaman pasar juga makin likuid. Kalau tidak ada CCP, juga tidak ada pemantauan dari sisi regulator. Kalau ada lembaga, ini bisa lebih terpantau dan bahkan bisa menurunkan risiko," ujar David kepada Kontan.co.id, Rabu (2/10).
Langkah ini juga menurut David bisa mendorong instrumen derivatif, karena selama ini di Indonesia sendiri transaksi ini masih belum dominan, meski angkanya terus bergerak membaik.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Agusman. Lembaga ini dipandang bisa mendorong instrumen derivatif untuk mendorong kepastian usaha, kepastian suku bunga, maupun pelaku pasar yang ingin kepastian pasar.
Baca Juga: BI akan hadirkan CCP untuk transaksi derivatif suku bunga dan nilai tukar
"Ini terutama bisa melindungi transaksi dan menurunkan premi risiko," kata Agusman.
Namun, ini memang perlu disosialisasikan secara masif agar muncul kepercayaan dari masyarakat dan juga lembaga agar jangan sampai takut untuk melakukan kliring lewat CCP. Ketidakpahaman akan ini yang dinilai Agusman sebagai pemicu adanya krisis.
Untuk siapa saja yang bisa menjadi CCP, BI membuka peluang bagi lembaga-lembaga yang ingin mendaftar. Namun, tentunya harus melewati serangkaian prosedur dan syarat yang telat ditetapkan oleh BI.
Baca Juga: BEI masih mengejar 100.000 investor baru hingga tutup tahun
Agusman juga mengaku bahwa saat ini BI sudah memiliki beberapa calon untuk menjadi CCP, tetapi masih dalam tahap koordinasi dan belum bisa menyebutkan siapa saja yang akan dibicarakan.
"Intinya, siapa saja yang bisa kondusif dan positif dalam rangka pembangunan bersama di sektor keuangan dan suku bunga sehingga bisa mendorong transmisi kebijakan moneter dan sangat baik bagi kebutuhan moneter kita," tambah Agusman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News