Reporter: Herlina KD, Anna Suci Perwitasari, Lamgiat Siringoringo |
MATARAM. Lonjakan harga bawang merah dan putih berdampak signifikan terhadap inflasi di Maret 2013. Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi di Maret di kisaran 0,49%.
Perry Warjiyo, Asisten Gubernur BI yang baru saja terpilih menjadi Deputi Gubernur BI menjelaskan, angka ini berdasarkan survei harga yang dilakukan BI hingga minggu ketiga ini. "Jauh lebih tinggi dari rata-rata di bulan Maret periode 2007-2012 yang hanya 0,17%," ujar Perry saat disuksi dengan wartawan di Mataram pekan lalu.
Kontribusi inflasi terbesar dari bawang merah sebesar 0,38%. Begitu juga dengan bawang putih sebesar 0,21%. Sementara survei BI menunjukkan harga beras, daging sapi dan daging ayam, menunjukkan deflasi. "Ini memang sudah tren biasa," ujarnya.
BI berharap, pemerintah bisa segera mengatasi melejitnya harga bawang merah dan putih. Namun ia yakin tingginya inflasi di bulan-bulan bisa berikutnya bisa kembali normal lagi. BI juga masih mencermati dampak inflasi terhadap rencana kenaikan harga elpiji dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Untuk inflasi sepanjang 2013, BI masih optimistis dengan target inflasi 4,5%±1%.
Tren inflasi tinggi
Hasil pemantauan BI terhadap laju inflasi Maret 2013 lalu tak jauh beda dengan hitungan ekonom yang dihubungi KONTAN pekan lalu. Ekonom memprediksi laju inflasi sepanjang Maret 2013 ada di kisaran 0,3%-0,5%.
Ekonom menuding lonjakan inflasi ini terjadi akibat amburadulnya kebijakan pembatasan impor hortikultura. Ekonom BII Juniman menuturkan lonjakan harga bahan makanan yang terus berlanjut akan memicu inflasi yang tinggi di bulan Maret 2013.
Selain harga pangan Juniman melihat akibat kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) awal tahun ini juga mendongkrak beberapa harga bahan makanan jadi seperti mie instant juga biskuit.
Di sisi lain, Juniman bilang terjadi penurunan harga komoditas lain seperti beras karena adanya panen raya, minyak goreng, dan telur ayam.
Juniman menyarankan pemerintah segera mengubah kembali kebijakan pembatasan impor hortikultura dan membuka keran impornya untuk memastikan pasokan komoditas tersebut mencukupi, sehingga harga turun
Sedangkan Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi memprediksi inflasi Maret 2013 lebih rendah ketimbang Februari. Harga beras menjadi rem kenaikan inflasi lantaran terjadi panen raya di sejumlah daerah.
Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan berpmenilai pasokan bawang merah dan bawang putih terhambat akibat lambatnya proses perizinan sehingga barang tertahan lama di pelabuhan melambungkan inflasi.
Di luar harga bergejolak dan harga yang diatur pemerintah, inflasi inti bulanan pada Maret diperkirakan akan turun menjadi 0,19%, lebih rendah dari 0,30% di bulan Februari 2013. Makanya, "Inflasi inti tahunan pada Maret akan sedikit turun jadi 4,28% ketimbang Februari 2013 yang sebesar 4,29%," ujarnya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti melihat kenaikan tarif di beberapa tol menjadi pemicu. Padahal secara historikal, di bulan Maret terjadi deflasi bukan inflasi.
Dengan kondisi seperti ini, Destri melihat target BI dan pemerintah agar inflasi bisa di kisaran 5,5% sepajang tahun 2013 sulit tercapai. "Kalau ke depannya keadaan stabil inflasi bisa ada di posisi 6%," tambahnya.
Sedangkan Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih mengingatkan perlunya Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Sebab tekanan rupiah bisa mendongkrak inflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News