Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Nah, momentum pemulihan inilah yang perlu dijaga. Salah satunya, adalah bank sentral tetap menjaga kebijakan moneter yang tetap akomodatif.
"BI masih akan fokus menjaga pemulihan ekonomi domestik," katanya kepada KONTAN, Senin (20/9).
Selain dari sisi pertumbuhan, BI juga Faisal menyarankan untuk terus menjaga daya tarik instrumen keuangan domestik dan menjaga nilai tukar rupiah. Apalagi, risiko pengetatan moneter (tapering off) dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) makin nyata.
Dengan kondisi ini, Josua memprediksikan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 3,50% hingga akhir tahun 2021.
BI akan mulai melakukan pengetatan kebijakan terutama injeksi likuiditas atau quantitative easing (QE) mulai tahun 2022 untuk mengantisipasi tapering The Fed.
Selanjutnya: Fokus pulihkan ekonomi, ekonom Bank Mandiri ramal BI bakal menahan suku bunga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News