kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Besaran biaya bunga yang dihemat atas konversi pinjaman ke mata uang EUR dan JPY


Selasa, 15 Desember 2020 / 19:01 WIB
Besaran biaya bunga yang dihemat atas konversi pinjaman ke mata uang EUR dan JPY


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.Pemerintah menetapkan salah satu strategi umum pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020 tahun ini adalah dengan melakukan pinjaman multilateral dan bilateral.

Salah satu pinjaman yang telah didapatkan oleh pemerintah berasal dari Asian Development Bank (ADB).

Direktur Pinjaman dan Hibah Kementerian Keuangan Scenaider C. H. Siahaan mengatakan, pada periode bulan September 2019 sampai Oktober 2020 pinjaman luar negeri yang sudah dikonversi oleh pemerintah sebanyak 21 pinjaman yang mencapai US$ 6,2 miliar.

Pinjaman yang dikonversi adalah dari mata uang dolar dengan tingkat bunga mengambang berbasis London Inter-Bank Offered Rate (LIBOR). Konversi tersebut menghasilkan tingkat bunga pinjaman pasca konversi dari semula tingkat bunga mengambang LIBOR 6 bulan menjadi tingkat bunga fixed sebesar 0% atau mendekati 0%.

Baca Juga: Beban utang akan meningkat, ekonom ingatkan perlu waspada

“Inisiatif ini dilaksanakan sebagai upaya pengelolaan portofolio utang melalui diversifikasi mata uang serta pengelolaan risiko tingkat bunga,” kata Scenaider kepada Kontan.co.id, Selasa (15/12).

Scenaider menjelaskan, dengan mengonversi pinjaman ke dalam mata uang Euro dan Yen, maka pemerintah diharapkan dapat mengunci biaya pinjaman dengan tingkat bunga yang relatif rendah di tengah tren penurunan bunga global.

Dengan suku bunga pinjaman tetap mendekati 0%, ia mengatakan bahwa pemerintah berpotensi menghasilkan efisiensi biaya bunga utang atau penghematan hingga Rp 500 miliar pada tahun 2021.

Adapun penghematan juga dapat mencapai sekitar Rp 4 triliun sampai dengan pinjaman jatuh tempo pada tahun 2038.

“Hingga 2038 besaran bunga yang dihemat mencapai Rp 4 triliun. Upaya ini akan terus dilakukan dengan pinjaman ADB lainnya dan dengan lembaga multilateral lain,” pungkasnya.

Ia pun memastikan, dengan skema pinjaman multilateral yang dapat memberikan keuntungan pada pemerintah, konversi pinjaman dengan mata uang asing akan tetap dilanjutkan di tahun 2021.  

“kami akan melanjutkan konversi pada tahun 2021 dengan melihat kondisi harga dan kondisi pasar yang mendukung,” tutupnya.

Selanjutnya: Taspen akan serap surat utang IFG senilai Rp 10 triliun, demi selamatkan Jiwasraya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×