Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memegang keketuaan dalam perkumpulan negara-negara 20 ekonomi besar dunia (G20) pada tahun 2022, tentu meninggalkan kesan tersendiri bagi Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun bertekad, setelah melepas presidensi pada tahun ini, Indonesia harus meninggalkan warisan yang bermanfaat bagi perekonomian negara-negara G20, ekonomi domestik, dan ekonomi dunia.
“Kebijakan yang sudah kami susun akan menjadi warisan bagi Indonesia. Terutama dalam jalur keuangan (finance track), kami berharap apa yang sudah kami sampaikan,” terang Perry dalam wawancara ekslusif Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (31/10).
Baca Juga: Menlu: Presiden Jokowi Terima Banyak Permintaan Pertemuan Bilateral di KTT G20
Perry pun memerinci. Pertama, terkait dengan bauran kebijakan. Perry mengatakan dirinya dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah sering menekankan betapa mesranya koordinasi fiskal dan moneter Indoneisa.
Inilah yang kemudian memicu timbulnya koordinasi kebijakan antara Dana Moneter Internasional (IMF) dengan Bank of International Settlement (BIS) lewat keluarnya kerangka kerja yang terintegrasi terkait dengan kebijakan fiskal, moneter, suku bunga, manajemen aliran modal, makrprudensial, serta sektor keuangan.
“Ini mirip dengan bauran kebijakan antara kebijakan moneter dan fiskal yang sudah diterapkan oleh BI dan Kemenkeu selama ini. Ini merupakan warisan,” jelas Perry.
Kedua, pembayaran lintas batas (cross border payment). Ada asa untuk mengembangkan terintegrasinya sistem pembayaran antardunia di G20.
Saat ini negara-negara G20 tengah mengembangkan kerangka ini dengan target penerapan pada tahun 2027, agar pembayaran global lebih cepat, murah, dan efisien.
Indonesia pun sudah menerapkan hal ini dengan beberapa negara, seperti Thailand dan Malaysia yang juga terkait dengan kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi investasi maupun perdagangan atau local currency settlement (LCS).
Baca Juga: Ada KTT G20, Begini Penyesuaian Operasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
Ketiga, terkait warisan pemahaman untuk hidup bersama keberagaman. Dalam hal ini, Perry dan delegasi dari Indonesia selalu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya, makanan, bahkan minuman yang bisa dinikmati oleh dunia internasional.
“Keberagaman budaya, wastra, UMKM, keindahan Indonesia. Tentu saja di dalam setiap event kami sediakan diplomasi kopi. Kami sediakan semua kopi yang paling enak di Indonesia dan selalu ada antren panjang untuk kopi,” tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News