kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berikut spesifikasi vaksin Covovax yang baru mendapat izin dari BPOM


Minggu, 21 November 2021 / 04:35 WIB
Berikut spesifikasi vaksin Covovax yang baru mendapat izin dari BPOM


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan POM RI kembali menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) pada 17 November 2021 untuk Vaksin COVID-19 COVOVAX. Vaksin COVID-19 ke-11 yang dapat EUA di Indonesia ini diproduksi oleh Serum Institute of India Pvt. Ltd., India (SII). 

Vaksin Covonax akan diperuntukkan untuk dewasa berusia 18 tahun ke atas. Pemberian vaksin Covonax dilakukan dua kali dengan interval pemberian dosis satu dan kedua sebanyak 21 hari, dan masing-masing disuntikkan 5 mg per dosis. 

Efek samping (KIPI) Covovax bersifat ringan hingga sedang, yakni nyeri lokal, tenderness, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot/myalgia, dan demam.

Baca Juga: Singapura akan melonggarkan pembatasan sosial Covid-19 mulai Senin (22/11)

Untuk efikasi pada usia 18 tahun ke atas antara 89,7%-90,4% untuk berbagai tingkat keparahan dan berkisar di antara 86,9% -100% untuk tingkat keparahan sedang-berat. Sedangkan efikasi pada penerima vaksin usia lansia diketahui mencapai 88,9% di Inggris.

Indonesia menjadi negara pertama yang diberikan izin penggunaan darurat buatan Novavax. Pada tahap awal Indonesia telah memperoleh alokasi sektiar 20 juta vaksin. 

Vaksin Covovax merupakan vaksin dengan teknologi platform rekombinan protein subunit glikoprotein spike menggunakan vaksin adjuvant Matrix-M1. 

Berdasarkan evaluasi, aspek keamanan, imunogenisitas, dan efikasi Vaksin Covovax mengacu pada data uji pre-klinik dan uji klinik yang dilakukan di Australia, Amerika Serikat, Meksiko, Inggris (United Kingdom/UK), dan Afrika Selatan. Untuk memastikan khasiat dan keamanan Vaksin Covovax telah memenuhi persyaratan evaluasi vaksin yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), SII juga telah melakukan uji klinik fase 2/3 di India.

Baca Juga: Perlukah vaksin booster Covid-19 jika sudah menerima dosis lengkap? Ini jawaban WHO

Vaksin Covovax berdasarkan aspek mutu dan pemenuhan Standar CPOB mulai dari bahan awal, bulk antigen, hingga produk vaksin, termasuk evaluasi terhadap mutu. Vaksin Covovax juga telah memenuhi syarat sesuai standar evaluasi mutu yang berlaku secara Internasional. 

Standar yang dimaksud antara lain standar dari WHO, United States Food and Drug Administration (US-FDA), dan European Medicines Agency (EMA). Badan POM merupakan regulator obat yang telah diakui WHO memiliki kemampuan melakukan evaluasi obat dan vaksin, sebagai National Regulatory Authority dengan sistem evaluasi obat dan vaksin yang baik (maturity level 4). Dengan begitu, Badan POM dapat menerbitkan EUA tanpa harus menunggu persetujuan atau dikeluarkannya EUA dari regulator lain untuk produk yang sama.

Dengan terbitnya EUA Vaksin Covavax, maka semakin bertambah alternatif vaksin yang dapat digunakan pada program Vaksinasi COVID-19 untuk dewasa 18 tahun ke atas. Badan POM juga kembali mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya kunci dalam memutus rantai penyebaran COVID-19, di samping mendorong masyarakat untuk menyukseskan dan mengikuti program vaksinasi yang telah dicanangkan Pemerintah.

“Masyarakat juga perlu bijak dan berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan yang digunakan dalam penanganan COVID-19, serta tidak mudah terpengaruh dengan promosi produk obat, obat tradisional, maupun suplemen kesehatan dengan klaim dapat mencegah atau mengobati COVID-19," tutup  Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.

Baca Juga: Indonesia Akan Menjadi Negara Pertama di Dunia yang Menerima Suntikan Vaksin Covovax

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×