Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pencapaian Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal-II 2019 pada Senin (5/8) besok.
Berdasarkan survei yang dilakukan Kontan.co.id, sembilan ekonom meramal PDB selama April-Juni berada di rentang 5,04%-5,14%.
Baca Juga: Investasi Riil di Sektor Infrastruktur dan Telko Meningkat, Prospek Sahamnya Juga Oke
Berikut hasilnya:
-Ekonom LPEM UI Fabrio N. Kacaribu: 5,1%
-Ekonom BCA David Sumual: 5,07%
-Ekonom UoB Enrico Tanuwijdaja: 5%-5,1%
-Ekonom CORE Muhammad Faisal: 5,1%
-Ekonom Indef Eko Listiyanto: 5,1%
-Ekonom Maybank King Eng Sekuritas Luthfi Ridho: 5,1%
-Ekonom Bank Permata Josua Pardede: 5,04%
-Ekonom Samuel Aset Management Lana Soelistianingsih: 5,18%
-Ekonom Pemeringkat Efek Indinesia (Pefindo) Fikri C. Permana: 5,14%
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) meramal pertumbuhan ekonomi hanya melaju di gigi satu. Head of Research LPEM UI Febrio N. Kacaribu meramal pertumbuhan PDB kuartal II-2019 akan berada di level 5,1%.
Baca Juga: Proyeksi LPEM UI, PDB kuartal II-2019 hanay melaju di gigi satu
Angka tersebut tumbuh tipis dibanding kuartal I-2019 di level 5,07%. Namun, lebih rendah daripada periode sama 2018 yakni 5,27%.
Terlepas dari faktor musiman, Febrio menilai pada bulan April-Juni 2019 ada dua faktor utama yang membuat laju pertumbuhan ekonomi ngeden. Pertama, tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang menyebabkan perlambatan ekonomi global.
Kedua, sikap investor yang menunggu jelang Pemilu 2019 diperkirakan sebagai faktor yang menghambat konsumsi dan investasi rumah tangga secara keseluruhan.
Baca Juga: IMF sebut BI masih bisa turunkan suku bunga asal memenuhi syarat ini
Oleh karena itu sektor manufaktur diprakirakan bakal lebih melambat dibanding kuartal I-2019. Tanda-tanda tersebut dirasakan sektor yang merupakan kontributor terbesar yang mana hanya tumbuh 3,95% year on year (yoy) pada triwulan I-2019.
“Pemerintah baru harus segera membuat agenda reformasi struktural dengan langkah-langkah berani dan signifikan untuk menghidupkan kembali daya saing industri manufaktur Indonesia,” kata Febrio dalam analisisnya, Jumat (2/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News