Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang Januari hingga Juli 2025 neraca perdagangan non minyak dan gas (migas) menyumbang surplus sebesar US$ 34,06 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa di Badan Pusat Statistik BPS Pudji Ismartini menyampaikan, terdapat komoditas penyumbang surplus dan defisit non migas.
Ia memerinci, surplus non migas ini didorong oleh komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15) yaitu dengan surplus sebesar US$ 19,24 miliar, bahan bakar mineral (HS 27) dengan surplus sebesar US$ 15,41 miliar.
Baca Juga: Per Juli 2025, Indonesia Masih Catat Surplus Perdagangan US$ 10,49 Miliar dengan AS
Kemudian, serta besi dan baja (HS 72) dengan surplus sebesar US$ 10,70 miliar, nikel dan barang daripadanya (HS 75) sebesar US$ 4,77 miliar, dan alas kaki (HS 64) dengan surplus US$ 3,77 miliar.
Sementara itu, penyumbang defisit utamanya berasal dari komoditas mesin dan peralatan mekanis (HS 84) yang defisit sebesar US$ 15,77 miliar.
“Kemudian mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) dengan defisit sebesar US4 6,36 miliar,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Senin (1/9/2025).
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Prediksi Surplus Perdagangan Juli Menyempit Jadi US$ 2,52 Miliar
Komoditas plastik dan barang dari plastik (HS 39) dengan defisit sebesar US$ 4,39 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) defisit US$ 15,77 miliar.
Untuk diketahui, neraca perdagangan Indonesia kumulatif dari Januari hingga Juli 2025 mencapai US$ 23,65 miliar, atau naik US$ 7,40 miliar dari Januari-Juli 2024.
Selanjutnya: Klasemen Liga Inggris 2025-2026, Liverpool Naik Ke Puncak Usai Kalahkan Arsenal 1-0
Menarik Dibaca: Mengulik Kandungan Nutrisi dan 5 Manfaat Makan Tomat bagi Kesehatan Tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News