Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren inflasi beras masih berlanjut pada awal tahun 2024. Bahkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sebagian besar provinsi di Indonesia mencatat inflasi beras.
Data BPS menunjukkan, inflasi beras pada bulan Januari 2024 sebesar 0,64% mom, dengan andil pada inflasi sebesar 0,03%.
Padahal, pemerintah melanjutkan program bantuan pangan pada tahun 2024. Jumlah penerimanya pun meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2023.
Baca Juga: Tren Inflasi Beras Masih Bertahan di Awal Tahun 2024
Berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), penerima bantuan pada tahun 2024 tercatat sebanyak 22 juta PBP, yang masing-masing mendapatkan beras sebanyak 10 kg per bulan.
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 21,3 juta PBP.
Saat ditanya awak media mengenai korelasi pemberian bantuan pangan kepada inflasi beras yang bertahan, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti pun menjelaskan.
“Harga beras tinggi, karena memang dipengaruhi oleh suplai yang relatif lebih rendah, dari permintaan yang tinggi,” ujarnya, Kamis (1/2) di Jakarta.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Kamis 1 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini
Amalia menegaskan, salah satu yang mendorong tingginya harga beras adalah negara-negara eksportir beras yang menahan ekspor. Sehingga, suplai di dunia menipis dan harga beras di pasar global pun naik.
Sedangkan dari dalam negeri, Amalia bilang panen beras relatif lebih rendah, karena faktor cuaca atau El Niño yang bekepanjangan.
Bahkan, dari kacamata BPS, diyakini bahwa produksi beras masih relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan konsumsi, atau masih akan terjadi defisit beras pada Januari 2024 dan Februari 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News