kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.876   63,00   0,40%
  • IDX 7.131   -29,90   -0,42%
  • KOMPAS100 1.093   -1,74   -0,16%
  • LQ45 867   -4,23   -0,49%
  • ISSI 216   0,10   0,05%
  • IDX30 443   -3,17   -0,71%
  • IDXHIDIV20 535   -4,56   -0,84%
  • IDX80 125   -0,31   -0,25%
  • IDXV30 134   -1,86   -1,37%
  • IDXQ30 148   -1,29   -0,87%

Beras Tetap Sumbang Inflasi, Meski Pemerintah Telah Salurkan Bantuan Pangan


Kamis, 01 Februari 2024 / 18:44 WIB
Beras Tetap Sumbang Inflasi, Meski Pemerintah Telah Salurkan Bantuan Pangan
ILUSTRASI. Pekerja mendistribusikan beras Bulog di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Kamis (11/1/2024). Beras Tetap Sumbang Inflasi, Meski Pemerintah Telah Salurkan Bantuan Pangan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren inflasi beras masih berlanjut pada awal tahun 2024. Bahkan, data Badan  Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sebagian besar provinsi di Indonesia mencatat inflasi beras. 

Data BPS menunjukkan, inflasi beras pada bulan Januari 2024 sebesar 0,64% mom, dengan andil pada inflasi sebesar 0,03%. 

Padahal, pemerintah melanjutkan program bantuan pangan pada tahun 2024. Jumlah penerimanya pun meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2023. 

Baca Juga: Tren Inflasi Beras Masih Bertahan di Awal Tahun 2024

Berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), penerima bantuan pada tahun 2024 tercatat sebanyak 22 juta PBP, yang masing-masing mendapatkan beras sebanyak 10 kg per bulan. 

Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 21,3 juta PBP.

Saat ditanya awak media mengenai korelasi pemberian bantuan pangan kepada inflasi beras yang bertahan, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti pun menjelaskan. 

“Harga beras tinggi, karena memang dipengaruhi oleh suplai yang relatif lebih rendah, dari permintaan yang tinggi,” ujarnya, Kamis (1/2) di Jakarta. 

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Kamis 1 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini

Amalia menegaskan, salah satu yang mendorong tingginya harga beras adalah negara-negara eksportir beras yang menahan ekspor. Sehingga, suplai di dunia menipis dan harga beras di pasar global pun naik. 

Sedangkan dari dalam negeri, Amalia bilang panen beras relatif lebih rendah, karena faktor cuaca atau El Niño yang bekepanjangan. 

Bahkan, dari kacamata BPS, diyakini bahwa produksi beras masih relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan konsumsi, atau masih akan terjadi defisit beras pada Januari 2024 dan Februari 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×