Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) mengimbau para penggilingan-penggilingan nasional segera melepas beras yang mereka miliki agar tak merugi. Sebab, beras impor mulai datang dan Perum Bulog akan segera mengintervensi harga beras dengan operasi pasar.
Pasalnya harga beras medium saat ini yakni antara Rp11.000 hingga Rp11.500 per kilogram sudah melewati batas kewajaran. "Kami imbau teman-teman penggilingan padi nasional untuk silakan melepas stoknya. Kalau teman-teman stoknya ditahan pasti akan rugi," kata Arief di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Jumat (16/12).
Arief menceritakan, ia telah berkeliling ke penggilingan-penggilingan padi. Dalam kunjungannya ke penggilingan padi, Arief menyarankan agar mereka segera melepas stok beras yang dimiliki.
Ia mengatakan, apabila penggilingan membeli gabah dengan harga Rp 5.800-Rp 6.200 per kg, kemudian tidak cepat melepas gabah yang sudah digiling atau ditahan, sementara itu operasi pasar Bulog gencar. Maka dipastikan penggilingan bisa mengalami kerugian.
"Kalo kena operasi pasar dari Bulog, kan kita mau harganya kita normalkan karena sudah dihitung HPP-nya dan lain-lain kalau beras medium sampai Rp11.000-Rp11.500 itu udah enggak wajar harganya," kata Arief.
Baca Juga: Bulog Pastikan 300.000 Ton Beras Impor Datang hingga Pertengahan Februari 2023
Arief mengatakan, impor dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang tidak dapat dipenuhi produksi lokal. Impor juga sudah diputuskan di Rakortas. Pemenuhan CBP ditugaskan Bulog untuk membeli 500.000 ton beras lokal dan 500.000 ton beras impor.
"Yang namanya swasembada menurut FAO tahun 1999, swasembada itu kalau kita tidak mengimpor lebih dari 10%. Itu swasembada. Kalau kebutuhan beras nasional 30 juta kemudian Pak Buwas (Budi Waseso) mengimpor 500.000-an itu nothing dibanding dengan 30 juta," jelasnya.
Ia menegaskan, impor dilakukan untuk CBP di Perum Bulog. Nantinya stok tersebut dijaga agar tak rembes ke pasar. Kemudian beras impor hanya akan digunakan untuk kegiatan pemerintah. Salah satunya ialah dalam rangka stabilisasi harga beras lewat operasi pasar.
"Hanya akan dipakai untuk kegiatan-kegiatan pemerintah, yakni stabilisasi harga intervensi harga, kemudian di untuk bencana alam, ada juga kegiatan-kegiatan yang memang untuk pemerintah. Jadi ini tidak untuk market biasa dan ini dijamin," kata Arief.
Arief mengatakan, jika diperlukan beras impor yang datang ini akan digelontorkan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun baru. Harapannya tidak ada gejolak harga di lapangan.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, penyaluran untuk operasi pasar biasanya 30.000 ton per bulan. Namun sejak harta beras naik, penyaluran CBP untuk operasi pasar meningkat.
Bulan November saja, Bulog menyalurkan lebih dari 200.000 ton untuk operasi pasar. Bulan Desember ini diperkirakan penyaluran beras untuk operasi pasar antara 150.000 ton hingga 170.000 ton.
"Penyalurannya lebih dari 150.000 ton, ya perkiraan 150.000 sampai 170.000 ton lah sampai akhir Desember, itu Desember aja," kata Buwas.
Ia memastikan stabilitas harga beras di pasaran dapat dijaga dengan bertambahnya stok cadangan beras pemerintah yang dikuasai Bulog melalui masuknya beras impor yang baru tiba hari ini.
Baca Juga: Mendag: Pemerintah Terus Menjaga Stabilitas Harga dan Pasokan Beras Nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News