Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog telah merealisasikan impor beras sebanyak 200.000 ton dari total 500.000 ton kuota impor beras untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP).
Adapun sisa 300.000 ton akan didatangkan tahun depan. Perum Bulog memastikan 300.000 ton beras impor tahap dua akan masuk ke Indonesia sampai Februari 2023.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, kedatangan beras impor tersebut dipastikan sebelum adanya panen raya.
Baca Juga: Sebanyak 5.000 Ton Beras Impor Bulog Tiba di Tanjung Priok
"Nanti mendatangkan tahap keduanya yang 300.000 ton itu saya perkirakan dan saya haruskan pertengahan Februari semuanya 300.000 ton sudah masuk. Supaya tidak mengganggu panennya," kata Budi di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Jumat (16/12).
Sehingga saat panen raya tahun depan, Bulog akan melakukan pembelian beras/gabah dalam negeri untuk memenuhi CBP.
Impor tersebut merupakan pertama kalinya setelah empat tahun Bulog tak mendatang beras CBP dari luar negeri. Adapun impor dilakukan berdasarkan hasil Rakortas bulan November lalu. Dimana ditugaskan kepada Bulog untuk melakukan pemenuhan CBP sebanyak 1 juta ton.
Lantaran ketersediaan beras dalam negeri tidak mencukupi maka diputuskan importasi sebanyak 500.000 ton. Sedangkan 500.000 ton lainnya merupakan beras yang dibeli dari dalam negeri.
Budi mengatakan, hasil pembelian dalam negeri untuk CBP hanya mendapatkan 172.000 ton. Importasi yang dilakukan saat ini dilakukan untuk memenuhi kekurangan CBP sesuai dengan hasil Rakortas.
Nantinya beras impor akan digunakan untuk operasi pasar sebagai langkah intervensi harga di pasar.
Budi mengatakan tahun depan untuk 300.000 ton beras CBP impor akan didatangkan mayoritas dari Myanmar. Beras dari Myanmar tak jadi didatangkan tahun ini karena terkendala oleh karantina.
Baca Juga: BPS: Hingga November 2022, Indonesia Impor Beras 326,25 Ribu Ton
Sedangkan 200.000 ton yang datang Desember ini, didatangkan dari Vietnam, Thailand dan Pakistan. Hanya saja untuk Pakistan Budi menyebut jumlahnya kecil. Sayangnya ia tak merinci berapa banyak beras yang didatangkan dari Pakistan.
"Pakistan itu aturannya dari sana memang tidak mudah, dibawanya harus pakai kontainer. Tidak bisa dengan kapal begini. Kalau pakai kontainer, pasti akan cost-nya besar lebih mahal. Kita cari yang lebih praktis, cepat, tapi kualitasnya baik," kata Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News