kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belum selesai wabah corona, BI: Kita dikejutkan turunnya harga minyak


Senin, 09 Maret 2020 / 13:31 WIB
Belum selesai wabah corona, BI: Kita dikejutkan turunnya harga minyak
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (20/2/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia anjlok sekitar 30% pada hari ini, Senin (9/3). Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, ini merupakan salah satu bukti bahwa ada penurunan globalisasi.

"Dunia masih menghadapi virus corona tadi malam. Pagi ini, kita dihentakkan dengan perang minyak yang kemudian harga minyak turun dari sekitar US$ 60 menjadi di kisaran US$ 30. Ini contoh bahwa globalisasi begitu cepat," jelas Perry dalam paparannya, Senin (9/3). 

Baca Juga: Wabah virus corona semakin meluas, Liga Italia berpotensi dihentikan

Berdasarkan Reuters, harga minyak yang turun menyusul langkah Arab Saudi untuk memulai perang harga setelah Rusia tolak pangkas produksi yang diusulkan oleh OPEC untuk menstabilkan pasar minyak yang khawatir akan penyebaran virus corona.

Reuters juga menunjukkan bahwa harga minyak mentah berjangka jenis Brent turun US$ 13,29 menjadi US$ 31,98 per barel. Bahkan, di transaksi sebelumnya harga minyak sempat melorot ke posisi US$ 31,02 dan merupakan yang terendah sejak 12 Februari 2016.

Tak hanya terkait penurunan harga minyak, Perry juga memberi contoh beberapa peristiwa yang terjadi cepat dan memengaruhi perekonomian dunia.

Baca Juga: Sri Mulyani: Penurunan harga minyak bisa kurangi beban impor

"Perang dagang di awal Februari ada secercah harapan, tetapi begitu harapan muncul redup kembali karena virus corona. Bahkan ini menyebar keluar China seperti ke Amerika Serikat, Italia, Perancis," tambah Perry.

Akan tetapi, Perry juga yakin bahwa globalisasi yang menurun ini diimbangi oleh digitalisasi yang begitu cepat. Ini merupakan suatu momen bagi Indonesia untuk merespons aspek tersebut dengan tiga hal, sinergi, transformasi, dan inovasi.

Baca Juga: Harga minyak dunia terpental, Sri Mulyani nilai dampak psikologis lebih besar

Kalau globalisasi menurun, Perry mengimbau agar Indonesia tidak hanya berdaya tahan, tetapi bisa mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Menurutnya, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi dengan pangsa yang besar.

"Sekitar 93,4 juta UMKM itu pangsa terbesar dan bisa jadi sumber pertumbuhan, sumber ketenagakerjaan, dan sumber digitalisasi," katanya.

Tak hanya itu, Indonesia juga saat ini bisa menguatkan beberapa sektor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi ke depan di era sekarang, seperti pariwisata, ritel, big market, serta kawasan industri.

Baca Juga: Arab Saudi deklarasikan perang harga, harga minyak ambles 30%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×