kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani: Penurunan harga minyak bisa kurangi beban impor


Senin, 09 Maret 2020 / 12:36 WIB
Sri Mulyani: Penurunan harga minyak bisa kurangi beban impor
ILUSTRASI. Dampak harga minyak menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati


Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Harga minyak mentah dunia mengalami kejatuhan pada awal pekan ini. Mengutip Bloomberg, Senin (9/3) pukul 12.30 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di ICE Futures turun 31,69% ke level US$ 28,20 per barel. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, masih akan memantau dan mempelajari perkembangan harga minyak dunia. Pasalnya, masih sulit terbaca sampai kapan volatilitas tinggi pada harga minyak akan terjadi. 

“Apakah dalam jangka pendek yaitu hitungan bulan, atau dalam jangka panjang yaitu satu kuartal atau satu semester, itu masih perlu dilihat dari reaksi Rusia terhadap langkah Arab Saudi,”  kata Sri Mulyani, Senin (9/3). 

Baca Juga: Harga minyak dunia terpental, Sri Mulyani nilai dampak psikologis lebih besar

Dampak penurunan harga minyak mentah dunia kepada perekonomian Indonesia juga perlu dilihat dari beberapa aspek, menurutnya. Yang jelas, koreksi harga minyak akan mengurangi beban impor pada neraca minyak dan gas Indonesia ke depan. 

“Selama ini impor minyak Indonesia cukup besar. Berarti penurunan harga minyak menjadi sesuatu yang bisa menjadikan beban impor menurun. Itu yang saya harap nanti akan terlihat dalam neraca Pertamina,”  lanjut dia. 

Januari lalu, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 864 juta. Sektor migas jadi penyumbang utama setelah defisit mencapai US$ 1,18 miliar. 

Sementara sepanjang 2019 lalu, defisit neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar US$ 3,2 miliar. Penyebabnya adalah neraca migas yang mengalami defisit sebesar US$ 9,3 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×