kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Belum ada langkah jitu parpol pangkas pengangguran


Kamis, 27 Maret 2014 / 15:20 WIB
Belum ada langkah jitu parpol pangkas pengangguran
ILUSTRASI. Soccer Football - Premier League - Chelsea v Manchester United - Stamford Bridge, London, Britain - October 22, 2022 Manchester United's Lisandro Martinez in action with Chelsea's Raheem Sterling. REUTERS/Tony Obrien 


Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Lembaga Center of Reform on Economics (CORE) menilai, saat ini belum ada partai politik (parpol) yang berkuasa dan mampu menyodorkan strategi secara jitu untuk menyelesaikan masalah pengangguran.

Bahkan, masalah pengangguran menjadi semakin kompleks karena rendahnya tingkat penciptaan lapangan kerja dan sistem pengupahannya.

"Ada beberapa pandangan parpol peserta pemilu dan program pemerintah lima tahun kebelakang yang perlu dievaluasi," ujat Hendri Saparini, Direktur Executive Core, di Jakarta, Kamis (27/3).

Pertama, sebagian besar partai politik hanya menyajikan pandangan mereka tentang bidang ekonomi secara umum. Hanya sebagian kecil yang memberikan pandangan mereka dalam bidang ekonomi. Bahkan ada yang sama sekali tidak menyinggung pandangan mereka.

Kedua, partai politik hanya menyinggung masalah ekonomi secara global seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengurangan angka kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan dan pengurangan kesenjangan pendapatan. Tetapi solusi yang ditawarkan masih belum konkrit.

Ketiga, belum ada parpol yang menawarkan strategi penyelesaian masalah pengangguran secara komprehensif dan intergratif. Penetapan target belum jelas, pendekatan pemerintah yang terbatas, dan kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan kerja.

"Termasuk kebijakan fiskal, pendidikan dan pelatihan, daya saing dan pengupahan juga kebijakan lahan, energi dan lainnya,"pungkas Hendri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×