kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Beleid BI rate terjepit inflasi & arus dana asing


Jumat, 04 Maret 2011 / 07:15 WIB
Beleid BI rate terjepit inflasi & arus dana asing
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Reksadana. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/15/09/2019


Reporter: Irma Yani Nasution, Bambang Rakhmanto | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Sebagian besar analis berpendapat Bank Indonesia (BI) belum perlu mengerek suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur hari ini. Pasalnya, meski tekanan cukup tinggi, inflasi jangka pendek masih terkendali. Terlebih, inflasi bulanan Februari hanya 0,13%.

Pengamat ekonomi A. Prasetyantoko memprediksi, BI rate masih akan tetap 6,75%. Karena, deflasi sudah terjadi pada produk pangan. Padahal, makanan menjadi indikator utama meloncatnya inflasi bulan lalu. "Karena inflasi mulai stabil, BI belum perlu menaikkan BI rate,” ujarnya.

Senada, pengamat ekonomi Indef Ahmad Erani Yustika menuturkan, saat ini belum ada tekanan yang bisa memaksa BI rate naik. "Jika struktur inflasi lebih banyak disumbang oleh pangan, BI rate tidak efektif mengatasi itu," ujarnya. Karena penyumbangnya adalah non moneter, cara meredamnya pun dengan kebijakan pemerintah dari sisi non moneter.

Tapi ada persoalan lain. BI rate yang kini 6,75% lebih rendah dari inflasi tahunan Februari yang sebesar 6,84%. "Kalau lihat inflasi kemarin, paling tidak BI rate itu 7%. Tapi saya tidak menyarankan menaikkan bunga," ujar Ahmad.

Sebab, aliran dana asing kini sudah sangat deras dengan BI rate yang ada. "Jika aliran makin banyak, buat BI ongkosnya besar," katanya.

Pendapat berbeda disampaikan ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi. Ia menilai, seharusnya BI menaikkan BI rate Maret ini sebesar 25 basis poin (0,25%). Meskipun inflasi Februari rendah, BI perlu menunjukkan lagi ke market bahwa BI masih terus mengendalikan tekanan inflasi. Apalagi, harga minyak mentah dan harga komoditas impor masih tinggi.

Kapan BI rate perlu naik

Eric menilai, BI rate sebaiknya dinaikkan pula pada April dan Mei, masing-masing sebesar 0,25%. Itu kalau harga minyak dan komoditas pangan masih berfluktuasi pada harga tinggi. Ia berharap hingga akhir tahun, BI rate mencapai 7,5% guna meredam tekanan inflasi yang tinggi.

Tekanan inflasi itu biasanya di kuartal I dan kuartal IV. "Pada kuartal itu biasanya memasuki musim hujan, sehingga harga komoditas tinggi. Dan akhir tahun ada faktor Lebaran, Natal dan menjelang tahun baru," ujarnya.

Inflasi tinggi memang diduga akan jadi momok pertumbuhan ekonomi tahun ini. Ahmad pun memprediksi BI rate tahun ini berkisar 7%-7,5%, dengan inflasi 7%. "Ini tergantung inflasinya," tuturnya.

BI rate akan naik saat tekanan inflasi dinilai sudah sangat tinggi. Menurutnya, itu terjadi sekitar Juni-Juli. Sebab saat itu ada musim paceklik, liburan, dan akan terus sampai akhir tahun karena ada hari raya dan tahun baru, juga penerapan kebijakan pembatasan BBM.

Sedangkan pengamat ekonomi Aviliani menyarankan BI tidak perlu terburu-buru menaikan BI rate. "Kita perlu menunggu bulan Juli 2011, karena Juli itu baru efek masa panennya hilang, setelah itu inflasi meningkat," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×