kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Belanja pemerintah topang pertumbuhan ekonomi Q1


Jumat, 11 Maret 2016 / 18:59 WIB
Belanja pemerintah topang pertumbuhan ekonomi Q1


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, indikator menunjukkan konsumsi rumah tangga di awal tahun masih stabil. Belum ada indikasi konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan drastis atau penurunan drastis.

"Jadi saya lihat masih resilience, tidak akselerasi atau juga tidak turun," kata Juda, Jumat (11/3). Sayangnya, Juda tak menyebutkan angka proyeksi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama (Q1) tahun ini.

Namun sebagai gambaran, pertumbuhan konsumsi tahun lalu sebesar 4,96% melambat dibandingkan tahun sebelum-sebelumnya.

Pada kuartal kedua tahun lalu, pertumbuhannya menurun menjadi 4,97%, pada kuartal ketiga kembali menurun menjadi 4,95% dan pada kuartal keempat menjadi 4,92%.

Juda melihat, meskipun konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini lebih didorong oleh peningkatan pengeluaran pemerintah dan investasi pemerintah.

Pemerintah sebelumnya bilang, realisasi belanja modal per akhir Februari 2016 sebesar Rp 5,4 triliun, realisasi belanja modal terbesar dibandingkan dengan realisasi belanja modal periode Januari-Februari tiga tahun ke belakang.

"Kami masih perkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama di atas 5%," tambah dia.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, konsumsi rumah tangga di awal tahun ini belum sepenuhnya membaik. Berbagai kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat seperti penurunan harga BBM dan tarif dasar listrik membutuhkan waktu untuk melihat dampaknya terhadap konsumsi rumah tangga.

"Itu ada time leg sampai konsumen, tiga sampai enam bulan baru konsumsi rumah tangga meningkat," kata Josua. Ia melihat, peningkatan konsumsi akan terjadi sebelum ramadhan dan setelah ramadhan mendatang.

Ia juga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini lebih didorong oleh peningkatan pengeluaran pemerintah yang cukup signifikan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di tiga bulan pertama 2016 bisa mencapai kisaran 5%-5,1%, lebih tinggi dari kuartal keempat tahun lalu yang sebesar 5,04%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×