kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.464   36,00   0,23%
  • IDX 7.742   6,84   0,09%
  • KOMPAS100 1.203   0,89   0,07%
  • LQ45 960   1,22   0,13%
  • ISSI 233   -0,20   -0,09%
  • IDX30 493   0,93   0,19%
  • IDXHIDIV20 592   1,55   0,26%
  • IDX80 137   0,16   0,11%
  • IDXV30 143   0,06   0,05%
  • IDXQ30 164   0,24   0,15%

Belanja Pemerintah Pasca Pandemi Covid-19 Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Terancam


Selasa, 23 Mei 2023 / 18:04 WIB
Belanja Pemerintah Pasca Pandemi Covid-19 Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Terancam
ILUSTRASI. Kapal pandu melintas dengan latar belakang terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/5/2023). Belanja Pemerintah Pasca Pandemi Covid-19 Rendah, Pertumbuhan Ekonomi Terancam.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, realisasi belanja negara hingga 30 April 2023 sebesar Rp 765 triliun. 

Capaian ini hanya tumbuh 2% dibandingkan dengan realisasi belanja pada periode sama tahun lalu.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira melihat, tampaknya memang pemerintah lebih menahan belanja pasca pandemi Covid-19.  "Ada kekhawatiran masih tingginya tekanan eksternal," tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (23/5). 

Bila belanja terlalu ekspansif, ditakutkan pembiayaan utang akan makin sulit diserap di pasar. 

Baca Juga: Ditjen Pajak Pasang Kuda-Kuda, Waspadai Dampak Pemilu Terhadap Setoran Pajak

Selain itu, Bhima juga melihat ada masalah di beberapa proyek infrastruktur, misalnya ada perusahaan konstruksi milik pemerintah yang merugi. 

"Ini membuat penyertaan modal negara (PMN) ditahan sehingga realisasi belanja jadi lambat," tambah Bhima. 

Memang, porsi belanja pemerintah ke pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2023 kemarin hanya sekitar 5,32%, tetapi bila belanja tidak ngegas Bhima khawatir ini akan memengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi. 

Ia juga khawatir, target pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,0% yoy hingga 5,3% yoy tidak bisa tercapai. 

Baca Juga: Sri Mulyani Mau Penerbitan SBN, Ekonom: Hal yang Tepat

Pasalnya, belanja pemerintah ini memiliki dampak tidak langsung yang bisa memengaruhi berbagai sektor usaha swasta. 

"Contohnya, pengadaan barang jasa pemerintah. Ini turunannya memengaruhi industri furnitur, perhotelan, katering, hingga pelaku sektor pakaian jadi," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×