kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Belanja Negara Masih Seret, Pemerintah Kebut Belanja di Akhir Tahun


Rabu, 25 Oktober 2023 / 19:10 WIB
Belanja Negara Masih Seret, Pemerintah Kebut Belanja di Akhir Tahun
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan dalam konferensi pers APBN KiTa di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (25/10/2023).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah bakal mengebut belanja negara pada akhir tahun 2023. Pasalnya realisasi belanja negara hingga September 2023 belum optimal, yakni baru mencapai Rp 1.967,9 triliun atau 64,3% dari pagu yang sebesar Rp 3.061,2 triliun.

Sebenarnya, pola kebut belanja di akhir tahun sudah menjadi kebiasaan pemerintah. Ini karena pembayaran seperti kepada vendor kegiatan pemerintah atau proyek pembangunan menumpuk di akhir tahun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, akan ada percepatan belanja negara pada Oktober hingga Desember, yang diperkirakan realisasinya akan sebesar Rp 1.155,7 triliun.

Realisasi ini terdiri dari belanja pemerintah pusat yang belum disalurkan sebesar Rp 901,3 triliun, dan transfer ke daerah (TKD) Rp 263,6 triliun.

“Dua bulan kedepan ini akan ada realisasi belanja yang akan mencapai Rp 1.155,7 triliun. Ini karena untuk belanja pusat yang akan direalisasi baik untuk K/L maupun oleh bendahara umum akan mengalami puncaknya. Semua kontrak dan tagihan mulai dibayarkan,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Rabu (25/10).

Baca Juga: Ini Tiga Jurus Sri Mulyani Hadapi Tekanan Perekonomian Domestik Hingga Global

Sri Mulyani merinci, realisasi belanja negara ini terdiri dari belanja pemerintah pusat yang realisasinya mencapai Rp 1.396,9 triliun atau 62,2% dari pagu. Realisasi ini terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) yang realisasinya mencapai Rp 669,6 triliun atau 66,9% dari pagu.

“Belanja K/L ini terutama untuk belanja pegawai, belanja bantuan sosial,” jelasnya.

Belanja K/L ini juga digunakan untuk mempersiapkan pemilihan umum 2024, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), percepatan penyelesaian infrastruktur prioritas, penyaluran berbagai bantuan sosial.

Selanjutnya, realisasi belanja non K/L sudah mencapai Rp 727,3 triliun. realisasi ini mencapai 58,4% dari pagu. Belanja non K/L ini digunakan untuk subsidi dan kompensasi BBM dan listrik, program kartu pra kerja, serta subsidi pupuk.

Terakhir, realisasi transfer ke daerah (TKD) hingga September 2023 telah mencapai, Rp 571 triliun atau terealisasi 70,1% dari pagu.  Realisasi ini juga tumbuh 3,3% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×