kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja Negara Masih Seret, APBN Catat Surplus Rp 67,7 Triliun Pada September 2023


Rabu, 25 Oktober 2023 / 14:46 WIB
Belanja Negara Masih Seret, APBN Catat Surplus Rp 67,7 Triliun Pada September 2023
ILUSTRASI. Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga September 2023 masih mencatat surplus.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)  hingga September 2023 masih mencatat surplus. Hal ini karena realisasi pendapatan negara masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan belanja negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN pada September 2023 mencatat surplus sebesar Rp 67,7 triliun. Angka itu memberikan kontribusi 0,31% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Surplus APBN pada September 2023 ini berasal dari pendapatan negara yang terkumpul Rp 2.035,6 triliun. Realisasi ini tumbuh 3,1% year on year (YoY) dan telah mencapai 82,6% dari target APBN 2023.

Baca Juga: Hingga September 2023, Pendapatan Negara Sudah Capai 82,6% Target

Di sisi lain, realisasi belanja negara hingga September 2023 terbilang masih seret. Realisasinya baru mencapai Rp 1.967,9  triliun, atau mencapai 64,3% dari target belanja APBN. Realisasi belanja negara  ini tumbuh 2,8% dari periode sama tahun lalu.

“Dengan posisi pendapatan negara dan belanja negara maka posisi APBN adalah dalam posisi surplus Rp 67,7 triliun atau 0,32% dari PDB. Sementara itu, keseimbangan primer juga masih mengalami surplus sebesar Rp 389,7 triliun,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Rabu (25/10).

Sri Mulyani mengatakan, melihat kondisi APBN hingga periode tersebut, kondisi APBN masih dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang direncanakan. Meski begitu, Dia mengungkapkan, dengan kinerja baik tersebut pemerintah tidak akan terlena.

Kewaspadaan perlu ekstra dilakukan karena ada kemungkinan pertumbuhan pendapatan negara akan mengalami penurunan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×