Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi, secara keseluruhan tahun 2020 ini belanja Kementerian/Lembaga (K/L) akan menyerap anggaran sebesar Rp 1.975,2 triliun dan mengalami penurunan sebesar 4,2% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perlambatan belanja ini, utamanya disebabkan karena serapan belanja barang dan belanja modal diperkirakan akan tersendat. Untuk belanja barang, pada tahun ini diperkirakan akan menyerap anggaran sebesar Rp 271,7 triliun dan tumbuh negatif 18,6% dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Ini tiga kebijakan Kemenkeu untuk dorong pemulihan ekonomi di daerah
Sementara untuk belanja modal diproyeksi akan menyerap anggaran Rp 137,4 triliun dan terkontraksi dan 22,7%. Di sisi lain, belanja pegawai dan bantuan sosial (bansos) akan mencatatkan kinerja positif di tahun ini.
Serapan anggaran untuk belanja pegawai diperkirakan mencapai Rp 256,6 triliun dan tumbuh 3%, sedangkan untuk belanja bansos akan menyerap anggaran Rp 170,7 triliun dan tumbuh 51,7% dibandingkan tahun lalu.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan, pertumbuhan belanja pegawai ini diakibatkan oleh adanya program reformasi birokrasi yang dijalankan oleh beberapa Kementerian/Lembaga (K/L).
"Prediksinya naik sedikit 3% ini sebab ada program reformasi birokrasi yang baru ditetapkan di penghujung tahun 2019 atau di awal tahun 2020, sehingga itu menyebabkan belanja pegawainya sedikit ada kenaikan dari situ," ujar Askolani kepada Kontan.co.id, Rabu (22/7).
Baca Juga: Ada reformasi birokrasi, belanja pegawai tahun ini diprediksi naik 3%
Askolani menyebut, setidaknya ada lebih dari 10 K/L yang melaksanakan program reformasi ini. Selain itu, program reformasi ini juga telah dilaksanakan sejak Januari 2020 dan akan terus dilaksanakan sampai akhir tahun.
Meskipun terdapat reformasi birokrasi di K/L, tetapi Askolani mengatakan terdapat penghematan untuk belanja pegawai di tahun ini. Penghematan yang dimaksud adalah adanya kebijakan baru terkait pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Di tahun ini, THR dan gaji ke-13 diberikan tanpa komponen tunjangan kinerja (tukin). Selain itu, THR dan gaji ke-13 juga tidak diberikan kepada pejabat negara, Eselon 1, Eselon II, serta pejabat yang setingkat dengan jabatan tersebut.
"Jadi satu sisi untuk program reformasi birokrasi ada beberapa K/L yang mengalami kenaikan, tapi kemudian ada penghematan juga ada untuk kegiatan THR dan gaji ke-13. Jadi kombinasi, makanya naiknya hanya sedikit 3%. Namun ini masih proyeksi, kita akan lihat acuannya nanti," paparnya.
Baca Juga: Kemenkeu sebut kenaikan penerimaan pajak di Juni didorong dua sektor utama, apa saja?
Sementara itu, untuk kinerja belanja barang di tahun ini akan terganggu karena adanya pemotongan anggaran dari perjalanan dinas, penurunan belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat, serta berkurangnya kegiatan rapat secara fisik. Untuk itu pertumbuhannya diperkirakan akan lebih kecil di tahun ini.
Kemudian, untuk kinerja belanja modal diperkirakan akan melambat di semester II-2020 ini. Hal tersebut, sejalan dengan langkah realokasi dan refocusing anggaran sehingga kemungkinan pertumbuhan belanja modal di semester II tidak akan secepat di semester I, serta pertumbuhannya di tahun ini diperkirakan akan lebih kecil.
Selanjutnya, untuk belanja bansos diperkirakan akan tetap naik tinggi sampai dengan akhir tahun. Pasalnya, program perlindungan sosial masih akan dilakukan di semester II ini atau selama 6 bulan.
Jadi, kemungkinan belanja bansos akan lebih cepat lagi penyerapannya di semester II, sehingga secara total belanja bansos akan tumbuh signifikan dibandingkan tahun 2019.
Baca Juga: Kemenkeu catat posisi utang pemerintah capai Rp 5.264,07 triliun per akhir Juni 2020
"Meskipun banyak yang melambat, tetapi dari sisi total belanja pemerintah pusat estimasi kami tahun ini akan naik signifikan sampai 32% dibandingkan tahun lalu, sedangkan dari sisi belanja negara termasuk TKDD akan naik 18,6%," kata Askolani.
Dengan demikian, Askolani mengatakan pemerintah masih tetap memiliki ekspansi ekonomi pada tahun 2020 ini dan ekspansi tersebut secara dominan akan dipercepat pada semester II ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News