kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Belanja kementerian/lembaga tahun ini diperkirakan akan minus 4,2%, ini sebabnya


Rabu, 22 Juli 2020 / 16:00 WIB
Belanja kementerian/lembaga tahun ini diperkirakan akan minus 4,2%, ini sebabnya
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani di DPR - Kebutuhan belanja mendesak capai Rp 21,7 triliun, alokasi untuk Polri hingga Kejaksaan


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

Di tahun ini, THR dan gaji ke-13 diberikan tanpa komponen tunjangan kinerja (tukin). Selain itu, THR dan gaji ke-13 juga tidak diberikan kepada pejabat negara, Eselon 1, Eselon II, serta pejabat yang setingkat dengan jabatan tersebut. 

"Jadi satu sisi untuk program reformasi birokrasi ada beberapa K/L yang mengalami kenaikan, tapi kemudian ada penghematan juga ada untuk kegiatan THR dan gaji ke-13. Jadi kombinasi, makanya naiknya hanya sedikit 3%. Namun ini masih proyeksi, kita akan lihat acuannya nanti," paparnya. 

Baca Juga: Kemenkeu sebut kenaikan penerimaan pajak di Juni didorong dua sektor utama, apa saja?

Sementara itu, untuk kinerja belanja barang di tahun ini akan terganggu karena adanya pemotongan anggaran dari perjalanan dinas, penurunan belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat, serta berkurangnya kegiatan rapat secara fisik. Untuk itu pertumbuhannya diperkirakan akan lebih kecil di tahun ini. 

Kemudian, untuk kinerja belanja modal diperkirakan akan melambat di semester II-2020 ini. Hal tersebut, sejalan dengan langkah realokasi dan refocusing anggaran sehingga kemungkinan pertumbuhan belanja modal di semester II tidak akan secepat di semester I, serta pertumbuhannya di tahun ini diperkirakan akan lebih kecil. 

Selanjutnya, untuk belanja bansos diperkirakan akan tetap naik tinggi sampai dengan akhir tahun. Pasalnya, program perlindungan sosial masih akan dilakukan di semester II ini atau selama 6 bulan. 

Jadi, kemungkinan belanja bansos akan lebih cepat lagi penyerapannya di semester II, sehingga secara total belanja bansos akan tumbuh signifikan dibandingkan tahun 2019. 

Baca Juga: Kemenkeu catat posisi utang pemerintah capai Rp 5.264,07 triliun per akhir Juni 2020

"Meskipun banyak yang melambat, tetapi dari sisi total belanja pemerintah pusat estimasi kami tahun ini akan naik signifikan sampai 32% dibandingkan tahun lalu, sedangkan dari sisi belanja negara termasuk TKDD akan naik 18,6%," kata Askolani. 

Dengan demikian, Askolani mengatakan pemerintah masih tetap memiliki ekspansi ekonomi pada tahun 2020 ini dan ekspansi tersebut secara dominan akan dipercepat pada semester II ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×