kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Beberapa daerah di Jatim berpotensi muncul ISIS


Senin, 25 Agustus 2014 / 23:25 WIB
Beberapa daerah di Jatim berpotensi muncul ISIS
ILUSTRASI. Mantan Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan II Rafael Alun Trisambodo (tengah) berjalan keluar usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (1/3/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JEMBER. Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) meminta kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota se-Jawa Timur, untuk meningkatkan kewaspadaan terkait semakin maraknya gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

“Saya minta kepada bupati-wakil bupati dan wali kota-wakil wali kota di seluruh Jatim, untuk meningkatkan kewaspadaan dengan merebaknya gerakan ISIS. Apalagi di Jawa Timur, di beberapa daerah ada potensi bermunculan gerakan ini,” ucapnya seusai membuka acara seminar gerakan radikalisme di Indonesia yang digelar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, Senin (25/8).

Kata Gus Ipul, Pemprov Jawa Timur telah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 51 Tahun 2014 tentang larangan ISIS di Jawa Timur. “Insyallah kita yang mengawali di seluruh provinsi se-Indonesia,” ucapnya.

Pemerintah kabupaten dan kota se-Jatim diharapkan dapat menjalin sinergi dengan organisasi kemasyarakatan serta aparat keamanan untuk menanggulangi gerakan ISIS.

“Pemkab maupun pemkot harus proaktif untuk melakukan sinergi dengan ulama- ulama, untuk mencegah meluasnya gerakan radikalisme. Terutama warga harus juga ikut proaktif, RT/RW juga harus ikut mencegah. Kalau ada orang baru, segera didata, ditanya dari mana, asal-usulnya dari mana biar jelas,” pintanya.

Sementara itu Rektor IAIN Jember, Babun Suharto mengatakan, perguruan tinggi sebagai salah satu elemen penting bangsa, memiliki tanggung jawab untuk memberikan pencerahan, sekaligus memberikan penjelasan secara ilmiah, mengenai bahaya gerakan radikalisme, terutama ISIS.

“Kita punya tanggung jawab kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan kepada mereka, apa itu gerakan radikalisme, mengapa gerakan ini muncul, kemudian apa tujuannya, dan bagaimana bahayanya gerakan ini,” terang dia.

Dalam acara seminar tersebut, dihadirkan empat narasumber dari luar negeri, di antaranya Greg Fealy dari Australian National University, Sally White dari Australia, Edit Schlaffer sebagai aktivis LSM Internasional Austria dan Ulrich Kropiunigg, guru besar Medical University Medical of Vienna. (Ahmad Winarno)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×