Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA.Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) rupanya sudah mulai menyusun rencana pembangunan jangka menengah nasional untuk periode 2015-2019. Padahal periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru benar-benar akan berakhir tahun 2014 mendatang.
Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, pembahasan RPJMN 2015-2019 tidak perlu menunggu pemerintahan baru terbentuk. Meski demikian, saat ini pembahasan RPJMN baru sebatas rencana pembangunan secara garis besarnya saja, nanti bila Presiden baru terpilih akan disesuaikan dengan visi-misi pemerintahan yang akan dibentuk.
Untuk RPJMN yang sedang di susun tersebut Armida mengaku akan fokus pada strategi melanjutkan pembangunan ekonomi Indonesia yang sebelumnya tertuang dalam RPJMN 2010-2014. “Rencana pembangunan kami akan fokus pada sembilan bidang, yang dibagi ke dalam tiga kelompok,” ujar Armida, Rabu (6/11) di Jakarta.
Adapun ketiga kelompok tujuan pembangunan itu diantaranya kelompok bantuan sosial, kelompok pro rakyat, dan kelompok pemberdayaan masyarakat. Dimana, di dalamnya terdiri dari beberapa bidang utama seperti penyusunan sistem jaminan sosial, sistem bantuan sosial, pelayanan administrasi kependudukan, penyediaan infrastruktur, jaminan pelayanan pendidikan dan beberapa bidang lainnya terkait peningkatan produktivitas masyarakat.
Namun, hal pertama yang akan dilakukan oleh tim penyusun RPJMN adalah melakukan evaluasi atas target yang sudah dibuat dalam RPJMN 2010-2014 lalu. Sejauh ini kondisi perekonomian Indonesia memang meleset dari target pemerintah dalam RPJMN.
Misalnya untuk realisasi indikator ekonomi makro, sepanjang bulan Januari-Oktober 2013 saja tingkat inflasi sudah mencapai 7,66%. Padahal dalam RPJMN 2010-2014 target inflasi di tahun 2013 sebesar 4%-6% dalam satu tahun. Begitupun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, target pemerintah sebelum tahun 2014 sudah bisa mencapai 7% tetapi kenyataannya, hingga kuartal tiga 2013 malah melambat di level 5,62%.
Armida menjelaskan kondisi ini memang tidak bisa dihindari, kondisi perekonomian global tidak saat ini jauh dari bayangan semula ketika RPJMN dibuat. Sementara kedepan, Armida optimistis perekonomian Indonesia bisa membaik, hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperbaiki kondisi fiskal yang bisa berdampak terhadap perekonomian secara riil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News