kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini uraian SBY tentang asumsi makro ekonomi 2014


Jumat, 16 Agustus 2013 / 17:34 WIB
Ini uraian SBY tentang asumsi makro ekonomi 2014
Promo Indomaret super hemat mingguan terbaru mulai 23-29 Maret 2022, belanja dengan banyak potongan harga di pekan ini.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan asumsi makro ekonomi tahun 2014 mendatang. Dalam pidatonya itu dijelaskan target pertumbuhan ekonomi dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014 adalah 6,4%, lebih tinggi dibandingkan target pertumbuhan RAPBN-P 2013 sebesar 6,3%.

"Dengan memperhatikan kondisi eksternal dan, perkembangan ekonomi domestik tersebut, serta sasaran RPJMN 2010-2014, pemerintah menyusun RAPBN tahun 2014 dengan hati-hati. RAPBN 2014 ada diatas asumsi dasar makro, bahwa pertumbuhan ekonomi diharapkan mencapai 6,4%," tutur SBY di hadapan anggota DPR dan DPD, Jumat (16/8).

Dengan target pertumbuhan itu, SBY menargetkan inflasi tahun depan bisa dijaga pada kisaran angka 4,5%. Kemudian, asumsi nilai tukar rupiah ada pada angka rata-rata Rp 9.750 per dolar Amerika Serikat. Pertimbangannya adalah, angka tersebut dianggap lebih realistis dan Indonesia bisa menjaga stabilitas ekonomi.

Sementara itu, presiden mengatakan, pemerintah terus menjaga kesehatan fundamental ekonomi dan fiskal. Tujuannya adalah agar instrumen surat utang negara tetap memiliki daya tarik yang tinggi bagi investor.

Terkait dengan hal itu, asumsi rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, disusun pada tingkat 5,5%. Demikian juga dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP).

Setelah mempertimbangkan berbagai faktor utama, asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia dipatok pada harga US$ 106 per barel. Sementara itu, asumsi lifting minyak mentah dan lifting gas bumi menunjukkan penurunan, akibat usia sumber yang kurang produktif.

Namun demikian, kata SBY, pemerintah berupaya mengatasinya. Di tahun 2014, Pemerintah memperkirakan lifting minyak mentah mencapai 870.000 barel per hari, sementara lifting gas bumi mencapai 1.240 barel setara minyak per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×