kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bank Indonesia naikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global


Kamis, 22 Juli 2021 / 18:51 WIB
Bank Indonesia naikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta (25/5/2021).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengerek prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 5,8%, dari sebelumnya sebesar 5,7%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan, peningkatan perekonomian global ini didorong oleh peningkatan kinerja pertumbuhan ekonomi negara-negara lain. 

“Hal ini seiring dengan percepatan vaksinasi serta berlanjutnya stimulus fiskal dan moneter negara-negara tersebut,” ujar Perry, Kamis (22/7) via video conference. 

Sebut saja pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa, pun dengan pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan tetap tinggi. 

Baca Juga: Kinerja ekonomi melambat, lampu merah bagi beban bunga utang Indonesia

Selain itu, kinerja global yang meningkat juga diperkirakan didukung oleh volume perdagangan dan harga komoditas dunia yang lebih tinggi sehingga mendukung perbaikan kinerja ekspor negara berkembang, seperti Indonesia. 

Di tengah prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang gemilang, ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat, didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap peningkatan penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap prospek ekonomi dunia. 

Tak hanya itu, global juga sedang mengantisipasi rencana kebijakan pengurangan stimulus moneter atau tapering off bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). 

“Kondisi tersebut mendorong pengalihan aliran modal kepada aset keuangan yang dianggap aman (flight to quality), sehingga mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia,” tandasnya. 

Selanjutnya: Bos BI beberkan 7 kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×