Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. World Bank (bank dunia) memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,3% pada akhir 2018. Namun, tantangannya Indonesia harus bisa mengakselerasi pertumbuhan tersebut.
Lead Economist World Bank Indonesia Frederico Gil Sander mengatakan, Indonesia perlu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan fundamental yang kuat.
Pemerintah harus membuat kebijakan yang memiliki terobosan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Meski pemerintah telah membuat 16 paket kebijakan, namun kebijakan tersebut belum terlalu berimbas ke pertumbuhan.
Selain itu, diperlukannya investasi dalam taraf hidup masyarakat, di mana hal ini dapat membangun ekonomi dan berdampak pada pertumbuhan yang inklulsif.
“Yang dimaksudkan adalah investasi pada kesehatan, pendidikan dan di mana itu merupakan komponen yang bisa mempengaruhi pertumbuhan,” ujarnya, Selasa (27/3).
Menurutnya, Indonesia masih memiliki gab yang cukup signifikan dan hal tersebut harus di tutup. Dia menyebutkan, seperti pada sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia, di mana sebesar 55% dari anak Indonesia bisa membaca namun, tidak memahami pada apa yang mereka baca.
Selain itu, gaji di Indonesia lebih rendah dari India, China, dan Vietnam. Namun biaya yang dikeluarkan oleh para pekerja lebih besar di bandingkan gaji tersebut.
“Hal ini merupakan gab dari human capital dan hal tersebut cukup berisiko,“ tambahnya.
Untuk memuluskan itu semua, Indonesia harus meningkatkan pendapatan yang lebih banyak lagi, dan mengelola pengeluaran dengan baik. Pemerintah perlu menggenjot tax revenue.
“Kita juga harus melihat pertumbuhan investasi yang lebih baik, di mana pemerintah harus bisa memfasilitasi pembayaran pajak, dan mempermudah orang untuk bisa membayar pajak sehingga pemerintah dapat menghimpun pendapatan lebih banyak dari itu,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menanggapi, fokus pemerintah adalah untuk menjaga daya beli masyarakat. Hal ini termasuk di dalamnya untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih baik sehingga akan berdampak pada kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia.
“Saya rasa yang di sampaikan oleh World Bank ya pandangan mereka. Tapi daya lihat potensi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi selalu ada,” kata dia.
Pemerintah memiliki strategi seperti, untuk masyarakat yang miskin pemerintah meningkatkan kapasitas untuk menciptakan social safety net yang lebih efektif dengan jumlah dan cukup lebih baik, sehingga pemerintah dapat melindungi masyarakat miskin.
Selain itu dalam hal investasi, pemerintah terus melihat kesiapan dari sektor swasta. Oleh karena itu, pemerintah masih melihat masalah apa saja yang dihadapi para investor.
“Kita lihat apa mereka merasa terhalang oleh masalah perizinan atau perlu insentif maka di buat tax insentif yang akan segera di sampaikan, termasuk untuk usaha kecil menengah untuk menurunkan rate final mereka hingga setengahnya,” jelasnya.
Itu semua, lanjutnya, dilakukan hanya untuk meningkatkan kenyamanan pihak swasta. Sehingga hal tersebut dapat menjadi penggerak ekonomi di Indonesia.
“Lalu, ada ekspor dan kita sedang melihat di dalam negeri sendiri banyak diversifikasi dari ekspor itu bisa dilakukan. Entah itu dari sisi traditional komoditi atau manufaktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News