kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.801   44,00   0,26%
  • IDX 8.636   26,49   0,31%
  • KOMPAS100 1.196   7,13   0,60%
  • LQ45 857   3,92   0,46%
  • ISSI 308   1,34   0,44%
  • IDX30 439   0,79   0,18%
  • IDXHIDIV20 512   0,75   0,15%
  • IDX80 134   0,65   0,49%
  • IDXV30 138   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 140   0,48   0,34%

Perang dagang bisa gerus pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai 0,02%


Selasa, 27 Maret 2018 / 15:30 WIB
Perang dagang bisa gerus pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai 0,02%
ILUSTRASI. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bisa jadi tidak terlalu cemas dengan adanya potensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Sebab, meski ada dampak, dampak yang dirasakan Indonesia tidak secara langsung dan tidak selalu negatif.

Namun, Bank Indonesia (BI) memandang bahwa apabila ada perlawanan dari China kepada AS, dampaknya ke Indonesia akan terlihat, yakni kepada pertumbuhan ekonomi.

Ia melihat bahwa secara keseluruhan bisa dikatakan, trade war itu dampaknya nanti ke perdagangan global di mana volume perdagangan dunia akan melambat. Dengan demikian, semua negara akan mengalami cost kalau perang dagang terjadi.

"Ini kami harap gak akan terjadi karena semua negara akan terdampak termasuk PDB kita. Kemungkinan dampaknya ke pertumbuhan ekonomi kita mungkin 0,02%. Itu yang terburuk," kata Asisten Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Gedung DPR RI, Selasa (27/3).

Dody mengatakan, dampak dari perang dagang sendiri lebih kepada ekspor baja dan aluminium. Ekspor Indonesia ke AS untuk baja dan aluminium sendiri porsinya masih kecil meskipun perkembangan terakhir ekspor meningkat.

"Tapi kalau dilihat dark struktur impornya AS impor dari Indonesia hanya 1,3% jadi kecil pengaruhnya ke Indonesia. Kita sendiri lebih banyak ekspor ke China untuk kedua komoditi tadi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×