kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Bisa Kurang Dari 5%


Rabu, 22 Juni 2022 / 10:38 WIB
Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Bisa Kurang Dari 5%
ILUSTRASI. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 mencapai 5,1% yoy.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 mencapai 5,1% yoy. Tapi, lembaga tersebut melihat ada risiko pertumbuhan ekonomi Indonesia tak mencapai level tersebut, alias hanya tumbuh di kisaran 4,6% yoy pada tahun ini. 

Kepala Ekonom Bank Dunia Indonesia dan Timor Leste Habib Rab mengatakan, risiko penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tak lepas dari kondisi ekonomi global. 

“Kondisi perekonomian global bisa menciptakan tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini. Terlebih, bila apa yang terjadi di perekonomian global kemudian memberi dampak pada Indonesia,” tutur Rab dalam pertemuan secara daring, Rabu (22/6). 

Baca Juga: Sebut Resesi Tidak Selalu Sama, Yellen Optimistis Inflasi Turun Saat Full Employment

Rab menjelaskan, saat ini dunia masih diwarnai dengan ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina yang kemudian memberi dampak berupa peningkatan harga komoditas. Di satu sisi, memang peningkatan harga komoditas mendorong peningkatan ekspor Indonesia sehingga memberi kekuatan tambahan pada pertumbuhan ekonomi. 

Namun, peningkatan harga komoditas ini akan menyulut inflasi, yang dengan demikian membuat pemerintah mau tak mau harus menambah jaring pengaman sosial bagi masyarakat berubah alokasi subsidi maupun bantuan sosial. Masalahnya, di tengah anggaran pemerintah yang melebar, ada potensi subsidi dan bantuan sosial tidak tersalurkan pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. 

Selain itu, negara-negara lain di dunia juga berpotensi menghadapi pelemahan pertumbuhan. Kekhawatirannya, di saat perekonomian negara lain, terutama negara mitra dagang terjadi, maka bisa saja permintaan ekspor komoditas dari Indonesia menurun. 

Baca Juga: Kalau AS Resesi, Pertumbuhan Ekonomi dan Ekspor Indonesia Bakal Terdampak

Lebih lanjut, kondisi inflasi yang tinggi juga kemudian memaksa negara-negara di dunia untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter Kondisi ini juga menimbulkan peningkatan biaya pinjaman dan bahkan minat investor untuk menanamkan modalnya. 

“Di tengah kondisi tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih rendah dari yang kami perkirakan sebelumnya, atau hanya bisa tumbuh di kisaran 4,6% yoy pada 2022 dan pada tahun 2023 tumbuh 4,7% yoy,” tandas Rab. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×