Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru akan pulih, ekonomi Indonesia kini harus menghadapi tekanan baru dari potensi resesi ekonomi Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam diambang resesi setelah Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin untuk meredam inflasi yang melonjak tinggi.
Pemerintah Indonesia pun mulai mewaspadai bila ekonomi AS masuk resesi. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan terus memperhatikan kondisi ekonomi dunia. Terutama negara dengan ekonomi terbesar seperti Amerika Serikat (AS) dan China.
Ini karena kondisi ekonomi kedua negara tersebut akan sangat berpengaruh terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
“Tentunya kondisi ekonomi dunia terus kita perhatikan. Terutama kondisi negara yang utama itu AS, China. Ini kan pasti langsung memengaruhi ekonomi seluruh dunia, tentang bagaimana kondiis kedua negara tersebut dan bagaimana pertumbuhannya seberapa besar,” tutur Suahasil kepada awak media, Selasa (21/6).
Baca Juga: Nomura: Besar Kemungkinan Ekonomi AS Mengalami Resesi Tahun Ini
Suahasil mengatakan, resesi ekonomi AS bila sampai terjadi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Juga ekspor Indonesia dan pergerakan pasar keuangan.
Maka itu, pemerintah akan terus memantau dan mewaspadai dinamika global yang terjadi, untuk mempersiapkan respons yang akan dilakukan nantinya.
Meski dihadapkan dengan risiko global tersebut, Suahasil optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan tertap berada di kisaran 5,3% sampai 5,9%.
“Kalau saya sampaikan lagi, apa yang kita baca tahun depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mungkin akan ada di dalam kisaran 5,3%-5,9%,” imbuhnya.
Baca Juga: Duh, Ekonomi AS Bisa Jatuh ke Dalam Resesi Akhir Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News