kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Dunia prediksi defisit sebesar 2,5% dari PDB


Rabu, 19 Desember 2012 / 00:05 WIB
ILUSTRASI. Proyek Wijaya Karya (WIKA)


Reporter: Farrel Dewantara | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Penambahan kuota BBM bersubsidi oleh pemerintah sebesar 1,2 juta kl pada akhir tahun ini akan meningkatkan defisit anggaran. Bank Dunia memprediksi defisit tersebut sebesar 2,5% dari PDB, naik tipis dari 2,4% pada triwulanan edisi Oktober dan di atas angka APBN-P sebesar 2,2%.

Jadi proyeksi pemerintah terkait defisit anggaran jelas akan meleset karena subsidi BBM kuotanya ditambah cukup signifikan. "Tahun ini lebih besar dari proyeksi pemerintah," kata ekonom dan penasihat ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop, Selasa (18/12).

Dia juga memprediksi defisit tahun 2013 akan meningkat lagi. "Jika pemerintah menambah subsidi, maka tentu defisit akan meningkat dari tahun sebelumnya," kata Ndiame.

Oleh karena itu Bank Dunia berharap perlu adanya kebijakan belanja modal yang lebih berkualitas tahun 2013. "Salah satu kelemahan kebijakan fiskal kita adalah kualitas belanja," ujar Ndiame.

Kebijakan belanja modal diharapkan tahun depan lebih diarahkan kepada belanja pada sektor yang lebih produktif. Caranya bisa dengan mengalokasikan anggaran belanja untuk infrastruktur.

Namun, menurut peneliti ekonomi Habibie Center dan LIPI Zamroni Salim relokasi anggaran belanja ini tidak akan segera terealisasi. Pasalnya saat pemilihan presiden kurang dari setahun. "Saya tidak yakin bahwa partai berkuasa akan mencabut subsidi di 2013," ujarnya.

Sejumlah kalangan memang telah menyarankan pemerintah untuk merelokasikan subsidi kepada orang-orang yang membutuhkan dan pembangunan infrastruktur. Karena dengan alokasi yang tepat diharapkan mampu mendorong investasi yang lebih bertumbuh dan terjadi pengurangan pada kesenjangan sosial.

Wakil Presiden Direktur PT BNI Felia Salim berpendapat meski kebijakan subsidi itu sulit dilaksanakan, pemerintah di masa-masa terakhir ingin adanya perkembangan terutama pada infrastruktur.

Masterplan yang sudah berlangsung selama sembilan tahun dicatat mengalami kemajuan pada dua tahun terakhir. Pada 2011 tercatat sudah ada 94 proyek infrastruktur yang telah groundbreaking. Sedangkan tahun ini ada 84 proyek yang telah groundbreaking dan persiapan.

"Saya lihat ada usaha keras dari pemerintah untuk berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait infrastruktur ini," tutur Felia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×