CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.396.000   10.000   0,72%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Bangun Ekonomi Biru, Kontribusi Sektor Maritim Bisa Capai 15% PDB di 2045


Senin, 03 Juli 2023 / 14:34 WIB
Bangun Ekonomi Biru, Kontribusi Sektor Maritim Bisa Capai 15% PDB di 2045
ILUSTRASI. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan, kontribusi sektor maritim terhadap PDB pada tahun 2045 bisa mencapai 12,5% hingga 15%.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BELITUNG. Pemerintah menerbitkan peta jalan ekonomi biru (Blue Economy Roadmap) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi biru hingga tahun 2045.

Dengan upaya ini, Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) meyakini, kontribusi sektor maritim terhadap produk domestik bruto (PDB) akan makin meningkat.   

Hitungan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati, kontribusi sektor maritim terhadap PDB pada tahun 2045 bisa mencapai 12,5% hingga 15%.

"Bila saat ini, kontribusi PDB maritim ke PDB nasional hanya sekitar 6%. Jadi pada tahun 2045 share PDB kemaritiman akan meningkat paling tidak 12,5% dan bahkan sampai 15%," jelas Vivi dalam konferensi pers, Senin (3/7).

Baca Juga: Indonesia Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Biru Hingga 2045

Namun, dalam implementasinya, Vivi mengaku akan banyak tantangan yang membentang. Terlebih, proyek ekonomi biru akan melibatkan banyak pihak.

Mulai dari kementerian/lembaga (K/L) terkait, pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat yang berkecimpung dalam sektor tersebut.

Selain itu, dalam membangun ekonomi biru, pemerintah perlu merogoh kocek yang dalam. Vivi menyebutj, kebutuhan pembiayaan untuk ekonomi biru sekitar US$ 1,64 triliun.

Tak semuanya bisa dipenuhi dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Hanya sekitar 20% hingga 25% saja APBN mampu memenuhi kebutuhan total tersebut.

Sehingga, pemerintah perlu mengejar inovasi pembiayaan, yang salah satunya adalah dengan melakukan penerbitan surat utang negara (SUN).

"Selain memang potensial dalam dorong ekonomi, kita juga perlu berpikir uangnya darimana. Maka ini pentingnya pembiayaan biru (blue financing)," kata Vivi.

Baca Juga: Kebutuhan Pembiayaan Ekonomi Biru Capai US$ 1,64 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×