kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Bahlil Sebut Tesla Masih Pakai Nikel Untuk Bahan Baku Baterai Listrik


Rabu, 24 Januari 2024 / 16:20 WIB
Bahlil Sebut Tesla Masih Pakai Nikel Untuk Bahan Baku Baterai Listrik
ILUSTRASI. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka suara terkait nikel yang disebut tak lagi digunakan sebagai bahan baku baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) oleh Tesla.

“Ini tidaklah benar kalau ada mantan pejabat atau pemikir ekonomi atau siapa pun yang mengatakan sekarang nieal nggak lagi dikejar investor untuk membuat baterai mobil,” tutur Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (24/1).

Menurut Bahlil, lithium ferrophosphate (LFP) ini hanya digunakan Tesla untuk produksi mobil yang kualitasnya standar, dan kualitas terbaik tetap dimiliki oleh nikel. Bahkan Tesla juga hingga saat ini masih menggunakan baterai mobilnya dengan bahan baku nikel.

Baca Juga: Prospek Saham ANTM Ditopang Harga Emas dan Hilirisasi, Analis Rekomendasikan Beli

Bahlil menekankan baterai dengan komposisi nikel lebih bagus secara kemampuan jarak tempuh dibandingkan dengan LFP. 

“Jadi jangan bilang, bahaya negara kalau dibuat begini. Saya takut kita memberikan data yang tidak valid dan akan merusak tatanan pemahaman kepada rakyat yang benar,” ungkapnya.

Di samping itu, Bahlil juga menyayangkan polemik ini justru mendiskreditkan upaya hilirisasi bijih nikel yang tengah didorong pemerintah, bahkan saat ini diarahkan untuk membangun industri baterai terintegrasi berbasis Nickel Manganese Cobalt (NMC).

Ia kembali menegaskan, baterai berbasis NMC yang dikembangkan Indonesia tetap menjadi pilihan pasar dan industri kendaraan listrik global hingga saat ini. Sebab dari segi ketahanan setrum komposisi nikel lebih bagus secara kemampuan jarak tempuh dibandingkan dengan LFP.

Baca Juga: Gelar IPO, Sumber Mineral Global (SMGA) Memacu Bisnis Batubara Hingga Nikel

Lebih lanjut, Bahlil menjabarkan beberapa produsen baterai NMC saat ini di antaranya, ada dari Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), LG, Samsung SDI, SK Innovation, Envision, Northvolt, Farasis, Verkor dan PowerCo. 

Sementara, pabrikan mobil yang masih menggunakan baterai NMC itu di antaranya Tesla, Hyundai, VW, Ford, Volvo dan BMW.

Sementara itu, produsen baterai dan pabrikan mobil baterai LFP, di antaranya BYD, CATL, Gotion, SK Innovation dan beberapa perusahaan di China. Kemudian,  pabrikan mobil pengguna baterai LFP di antaranya BYD, Wuling, Chery, Tesla, dan Ford.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×