Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pentingnya hilirisasi sebagai instrumen negara berkembang untuk menjadi negara maju.
Menurutnya, hilirisasi merupakan upaya untuk mengembangkan industri berkelanjutan yang telah terbukti berdampak pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, serta peningkatan pendapatan negara.
Bahlil mengatakan, pemerintah berupaya serius untuk mendorong hilirisasi dalam penciptaan nilai tambah sumber daya alam, seperti contohnya melalui pembangunan smelter tembaga oleh PT Freeport Indonesia (PT FI) di Gresik, Jawa Timur yang pembangunannya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021 lalu.
Baca Juga: Bahlil Lahadalia Beberkan Perkembangan Investasi Foxconn di KIT Batang
“Kita hadapi gugatan larangan nikel di WTO. Kita juga inisiasi Kompendium Bali dalam TIIMM (Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting) G20 kemarin agar negara-negara G20 sepakati pentingnya hilirisasi untuk mendorong nilai tambah. Kita harus dorong agar Indonesia tidak hanya dikenal sebagai negara tujuan wisata. Dengan hilirisasi ini Indonesia semakin disegani,” tutur Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/10).
Lebih lanjut lagi, Bahlil menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku industri hilirisasi dengan pengusaha nasional di daerah.
Baca Juga: Menteri Investasi: Banyak Negara Tidak Ingin Negara Berkembang Jadi Negara Maju
Tujuannya, agar pengusaha daerah menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri dan mendapatkan manfaat secara maksimal dari sumber daya alamnya. Melalui hilirisasi, Bahlil memaparkan bahwa salah satu tujuannya adalah menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News