kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahas RAPBN-P 2015, Menkeu sampaikan asumsi makro


Senin, 19 Januari 2015 / 16:38 WIB
Bahas RAPBN-P 2015, Menkeu sampaikan asumsi makro
ILUSTRASI. BEI mengocok ulang konstituen sejumlah indeks, termasuk IDX80 untuk periode Agustus 2023-Januari 2024.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Hari ini (19/1) adalah hari pertama pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 di Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam pertemuan ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan asumsi makro rancangan anggaran pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pertama, pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN-P 2015 dipatok sebesar 5,8%, asumsi ini tidak berubah dibanding APBN 2015. Menurut Bambang, ketidakpastian ekonomi global mewarnai ekonomi tahun ini. China mengalami perlambatan sehingga mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

Untuk tahun ini, kinerja ekspor tidak bisa diharapkan terlalu banyak. Maka dari itu, pertumbuhan 2015 akan bergantung pada konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, serta investasi baik swasta ataupun pemerintah. "Kita akan fokus pada tiga indikator itu untuk dorong ekonomi," ujar  Bambang dalam Rapat Banggar DPR, Senin (19/1).

Kedua, inflasi. Inflasi dalam RAPBN-P 2015 ditargetkan sebesar 5%. Target inflasi ini naik dari posisi 4,4% dalam APBN menjadi 5%. Inflasi 5% ini merupakan inflasi batas atas dari target pemerintah untuk inflasi tahun ini.

Ketiga, tingkat bunga SPN 3 bulan. Tingkat bunga SPN 3 bulan naik dari asumsi sebelumnya 6% ke level 6,2%.

Keempat, nilai tukar. Asumsi nilai tukar terbaru adalah Rp 12.200 per dollar Amerika Serikat (AS) atau lebih tinggi dari asumsi APBN 2015 yang sebesar Rp 11.900. 

Kelima, harga minyak mentah Indonesia (ICP). Asumsi ICP turun drastis dari sebelumnya US$ 105 per barel menjadi US$ 70 per barel. Asumsi ini, diakui Bambang, masih berisiko untuk lebih rendah lagi. "Mengingat masih terjadi perang harga yang kita tidak tahu akan terjadi berapa lama," terang Bambang.

Keenam, lifting minyak. Lifting minyak menjadi 849 ribu barel per hari, turun dari target sebelumnya yang sebesar 900 ribu barel per hari. Ketujuh, lifting gas. Asumsi lifting gas ditargetkan sebesar 1.177 ribu barel setara minyak per hari. Asumsi ini turun dibanding APBN 2015 yang sebesar 1.248 ribu barel setara minyak per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×