Reporter: Margareta Engge Kharismawati, Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membacakan nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015 pada Jumat (15/8). Dalam nota keuangan tersebut sejumlah asumsi makro RAPBN tahun 2015 dibacakan di depan rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Sejumlah asumsi makro dalam nota keuangan RAPBN 2015, yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diperkirakan dapat mencapai 5,6%. Kedua, inflasi pada tahun 2015 akan terkendali pada kisaran 4,4%. Ketiga, rata-rata nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak stabil pada kisaran Rp 11.900 per dolar Amerika Serikat. Keempat, suku bunga SPN 3 bulan diperkirkan 6,2%. Kelima, harga minyak mentah Indonesia 105 US$ per barel. Keenam, lifting minyak mentah 845.000 barel per hari dan lifting gas bumi 1.248.000 barel setara minyak per hari.
Asumsi makro menjadi basis perhitungan RAPBN tahun 2015. Asumsi makro tersebut ditetapkan dengan memperhatikan perkembangan terkini dan proyeksi perekonomian global dan domestik ke depan. Apalagi sebagai negara dengan perekonomian terbuka, perekonomian Indonesia tentu tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh kondisi perekonomian dunia.
"Pada tahun 2015, perekonomian global diperkirakan akan menghadapi beberapa tantangan antara lain yaitu rencana kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang berpotensi memberikan gejolak pada pasar keuangan dan perlambatan kinerja perekonomian di Tiongkok," seperti tertulis dalam nota keuangan RAPBN 2015.
Sebelumnya pemerintah dan DPR menyepakati perubahan asumsi makro dalam APBN Perubahan 2014. Dalam asumsi makro APBNP 2014 pertumbuhan ekonomi diprediksi sebesar 5-6%. Sedangkan asumsi inflasi diubah menjadi 5,3%-7,3%, asumsi suku bunga menjadi 5,5%-6%, dan asumsi nilai tukar rupiah menjadi 11.000-11.700 per dollar Amerika Serikat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News