Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Karantina (Barantin) menyatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima impor sapi untuk kebutuhan makan bergizi gratis (MBG).
Kepala Barantin Sahat M. Panggabean menegaskan di tahun 2025 ini pihaknya hanya menerima sapi impor dari Australia sebanyak 2.797.
Meski begitu, menurutnya sapi ini merupakan pengadaan tahun anggaran 2024 untuk keperluan puasa hingga lebaran di tahun ini.
"Yang masuk kemarin itu untuk persiapan lebaran nanti, untuk tahun 2025 belum ada yang masuk karena baru 2 minggu ini," ujarnya dijumpai usai Rakernas Barantin di Jakarta, Kamis (16/1).
Baca Juga: Susu Tak Wajib di Menu MBG, Pengamat: Rp 10.000 per Porsi Jelas Tak Cukup
Sahat menerangkan impor sapi bakalan Australia pada tahun 2024 adalah sebanyak 487.452 ekor yang masuk melalui berbagai tempat pemasukan yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Pelabuhan Panjang, Lampung, Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara, dan Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur.
Pihaknya juga menegaskan semua sapi yang masuk ini sudah terbebas dari berbagai virus termasuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan cacar ternak (LSD).
"Karena sampai di Indoensia kita periksa lagi dan vaksin lagi jadi benar-benar bebas dari PMK dan LSD," ujar Sahat.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebutkan sekitar 200.000 ekor sapi perah impor akan tiba hingga akhir 2025 untuk mendukung pemenuhan susu dalam menu program makan bergizi gratis (MBG).
Sudaryono menjelaskan regulasi berbentuk peraturan pemerintah (PP) yang mengatur soal pemasukan sapi perah impor sudah dirampungkan, sehingga pengadaan tidak hanya berasal dari Australia.
Baca Juga: Gembar-Gembor Stop Impor, Opsi Impor Gandum Ternak dan Susu Mencuat
"Ini kan PP-nya baru beres kita bisa masukkan dari beberapa negara tambahan selain Australia dan negara lain yang teregister. Kita tambah di negara lain. Kita harap di 2025 ini masuk 200 ribu (sapi) sampai akhir tahun," kata Sudaryono saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/1).
Sudaryono menjelaskan pihaknya juga tengah melakukan percepatan penyediaan lahan peternak untuk menampung sapi perah tersebut.
Di sisi lain, ia menegaskan bahwa pengadaan sapi perah impor ini merupakan bentuk investasi agar Indonesia memiliki pabrik susu segar.
"Yang jelas ini bukan negara impor, tapi orang berinvestasi. Boleh dong bikin pabrik, di Indonesia ini bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan," kata dia.
Selanjutnya: Warren Buffett Tunjuk Putranya Howard Buffett Sebagai Penerus di Berkshire Hathaway
Menarik Dibaca: Mengapa Kadar Gula Darah Bisa Naik Setelah Makan? Ini Dia Penjelasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News