kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Gembar-Gembor Stop Impor, Opsi Impor Gandum Ternak dan Susu Mencuat


Selasa, 07 Januari 2025 / 15:19 WIB
Gembar-Gembor Stop Impor, Opsi Impor Gandum Ternak dan Susu Mencuat
ILUSTRASI. Wheat is seen in a field during a harvesting, amid Russia's attack on Ukraine, in Zaporizhzhia region, Ukraine June 29, 2024. REUTERS/Stringer. Impor gandum untuk makan ternak dan susu dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis mencuat ditengah wacana pemerintah stop impor pangan.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah gembar-gembor pemerintah menyetop impor sejumlah komoditas di tahun ini, opsi melakukan impor gandum untuk makan ternak dan susu dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencuat.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, opsi impor gandum untuk pakan ternak ini demi menjaga produksi jagung yang juga diperuntukan bagi pakan ternak di dalam negeri. Sebagaimana diketahui, jagung ini menjadi salah satu komoditas yang turut distop impornya.

“Jadi sepakat nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum. Gandum untuk pakan ternak, itu harganya murah,” ujarnya usai melakukan rapat koordinasi terbatas (rakortas) bersama kementerian/lembaga terkait, di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1).

Meski demikian, kata Zulhas, opsi impor gandum buat pakan ternak tersebut bakal diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas yang akan dilakukan ke depan untuk melihat berapa kebutuhan yang diperlukan agar tak mengganggu produksi dalam negeri.

Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo Dimulai, Apa Menunya?

“Kalau impor harus diputuskan dalam rakortas. Karena kalau itu banjir, nanti jagungnya kan tidak terserap oleh pabrik-pabrik karena sudah diganti oleh gandum untuk ternak,” terangnya.

Di samping itu, Zulhas turut memberi sinyal impor susu kemungkinan bakal terjadi demi menunjang program MBG yang mulai dijalankan pada Senin (6/1) lalu. Mengingat, pasokan susu dalam negeri disebut belum dapat memenuhi kebutuhan.

“Ya, susu memang ada impornya. Tapi seperti biasa saja. Tapi yang lain, akan disesuaikan dengan pangan di daerah,” kata Zulhas.

Sementara itu, Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori mengatakan, opsi impor gandum untuk pakan ternak merupakan pilihan pragmatis, pasalnya harga cenderung lebih murah ketimbang jagung impor.

“Tapi, apa gandum pakan ini akan sebaik jagung pakan buat performa ternak?,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/1).

Khudori menuturkan, sebenarnya kebijakan untuk menutup impor jagung pertama kali didengungkan pada tahun 2016, agar target swasembada jagung tercapai. Menurutnya, sejak itu impor jagung turun drastis terutama untuk pakan.

“Tapi pada saat yang sama impor gandum pakan meledak, jadi hanya pengalihan. Kata Kepala Bapanas, penutupan impor jagung dilakukan sejak Maret lalu, alasannya karena produksi surplus,” tuturnya.

Dia bilang, produksi jagung sebetulnya cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik, baik untuk pakan ternak maupun pangan. Hanya saja, kapasitas silo dan penyimpanan jagung terbatas sehingga ini menyebabkan harga jagung menjadi fluktuatif.

“Jadi menurut saya, pemerintah musti gerak cepat membangun infrastruktur silo dan gudang penyimpanan ini agar jagung yang surplus saat panen raya bisa disimpan dan tidak ada aflatoksin yang akan ditolak pabrik pakan dan peternak,” terangnya.

Di sisi lain, lanjut Khudori, susu masih memerlukan impor sebab untuk mendatangkan sapi perah perlu memastikan siapa investornya dan tentunya membutuhkan waktu. Sementara, program MBG diproyeksikan menyasar 15 juta jiwa, untuk itu dibutuhkan tambahan impor susu sebesar 0,5 juta ton sampai 0,6 juta ton

“Itu jika susu jadi wajib, MBG yang sedang berjalan ternyata kan susu tak selalu jadi komponen yang ada dalam menu,” pungkasnya.

Baca Juga: Pemerintah Buka Opsi Impor Gandum Buat Pakan Ternak

Selanjutnya: Tak Ada Sanksi, DJP Beri Kelonggaran Penerbitan Faktur Pajak di Masa Transisi PPN 12%

Menarik Dibaca: Mau Nikah Tahun Ini? Berikut Tips Memilih Wedding Organizer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×