kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awas, Kasus Kematian Akibat Covid-19 Tinggi


Senin, 15 Agustus 2022 / 15:05 WIB
Awas, Kasus Kematian Akibat Covid-19 Tinggi
ILUSTRASI. Awas, Kasus Kematian Akibat Covid-19 Tinggi


Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penambahan kasus Covid-19 mulai berkurang. Namun, kewaspadaan terhadap Covid-19 harus tetap ditingkatkan. Pasalnya, jumlah korban meninggal akibat semakin banyak.

Melansir data Satgas Covid-19, jumlah kasus baru infeksi virus corona bertambah 4.442 kasus hingga Minggu (14/8). Dengan demikian total kasus Covid-19 di Indonesia sejak pandemi corona telah mencapai 6.282.774 kasus.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 hingga Minggu 14 Agustus 2022 bertambah 4.903 orang sehingga menjadi sebanyak 6.072.421 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 18 orang menjadi sebanyak 157.226 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 53.127 kasus, berkurang 479 dari sehari sebelumnya.

Penambahan kasus Covid-19 pada 14 Agustus 2022 turun sedikit dibandingkan 13 Agustus 2022 sebanyak 5.104. Sedangkan korban meninggal akibat Covid-19 pada 13 Agustus sebanyak 19 orang.

Baca Juga: Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan Penumpang Pesawat Terbang, Kereta Api

Lalu, sehari sebelumnya atau pada 12 Agustus 2022, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 sebanyak 18 orang. Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 ini cukup tinggi dibandingkan pada Juli lalu di bawah 10 orang per hari.

Mengutip Kompas.com, ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, meningkatnya kasus kematian ini menandakan banyaknya kasus infeksi Covid-19 yang tidak terdeteksi. Hal ini memicu telatnya penanganan. "Itu menandakan banyaknya kasus infeksi yang tidak terdeteksi. Banyaknya kasus infeksi di masyarakat yang tidak cepat ditemukan, tidak cepat dirujuk, tidak cepat mendapat penanganan yang tepat," ucap Dicky kepada Kompas.com, Senin (15/8/2022).

Dicky menduga, tingginya kasus kematian akhir-akhir ini juga terjadi lantaran infeksi sudah mengenai kelompok masyarakat yang rentan, yakni lansia dan pengidap penyakit komorbid. Jika pemeriksaan dan pelacakan (testing dan tracing) tidak kunjung ditingkatkan,

Dicky memprediksi situasinya akan memburuk. "Jadi tingkat kematian adalah indikator telat dari suatu wabah sehingga menggambarkan ketelatan suatu respons Ini yang harus dipahami, artinya situasinya buruk atau bisa jadi memburuk," ucap Dicky.

Lebih lanjut Dicky berujar, tingkat kematian akibat Covid-19 saat ini kemungkinan belum mencapai puncak. Pasalnya, puncak kasus subvarian Omicron BA.5 diperkirakan terjadi pada akhir Agustus 2022.

Kematian sendiri biasanya terjadi 2-3 minggu setelah korban terinfeksi virus. Untuk mencegah tingkat kematian makin tinggi, Dicky mengimbau ahli kesehatan masyarakat di setiap level agar lebih berperan mengingatkan masyarakat.

Selain mengakses vaksinasi dosis lengkap, masyarakat perlu diingatkan untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun, hingga menjaga jarak. "Itu pentingnya peran dari pendekatan public health yang tepat. Kalau strategi atau kebijakan yang salah atau tidak tepat terlambat itu korbannya enggak akan satu dua (orang). Korbannya bisa ribuan, puluhan ribu, sampai jutaan," beber Dicky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×