kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,01   -19,50   -2.08%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Atasi Perubahan Iklim, Indonesia Butuh Dana Lebih dari US$ 250 Miliar


Jumat, 09 September 2022 / 17:28 WIB
Atasi Perubahan Iklim, Indonesia Butuh Dana Lebih dari US$ 250 Miliar
ILUSTRASI. Untuk mengatasi perubahan iklim sesuai target Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia perlu dana lebih dari US$ 250 miliar.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. European Investment Bank (EIB) akan berinvestasi ke berbagai proyek hijau dan berkelanjutan di Indonesia. EIB akan berinvestasi senilai € 1 miliar per tahun atau setara Rp 14,9 triliun (kurs Rp 14.978 per euro).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk mengatasi perubahan iklim sesuai dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) memerlukan dana lebih dari US$ 250 miliar. Untuk itu investasi yang diberikan sebesar € 1 miliar dinilai tidak cukup.

“Untuk memberikan kami (pendanaan di proyek hijau) NDC, membutuhkan lebih dari US$ 250 miliar, karena itu € 1 miliar tentu tidak cukup,” tutur Sri Mulyani saat memberi sambutan dalam acara pembukaan kantor baru EIB di Indonesia, Jumat (9/9).

Baca Juga: Implementasi Agenda SDGs Global Diperkirakan Butuh Biaya Mencapai US$ 3,7 Triliun

Ia mengatakan, akan ada banyak manfaat jika melakukan investasi khususnya di proyek hijau dan berkelanjutan di Indonesia. Hal ini lantaran Indonesia termasuk salah satu negara yang berkomitmen pada NDC.

“Kita negara yang berlomtimen pada NDC, karena itu ada implikasinya pada pembiayaan. Karena fokus EIB pada pembiayaan terkait pembangunan berkelanjutan dan infrastruktur itu sejalan dengan prioritas Indonesia,” jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Indonesia butuh dana sekitar Rp 3.779 triliun untuk memitigasi perubahan iklim sesuai target NDC. Dana itu dibutuhkan untuk periode 2020 hingga 2030.

Suahasil menyebut perkiraan kebutuhan dana itu dibuat berdasarkan referensi dari peta jalan NDC Mitigasi Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Referensi dibuat dengan menggunakan pendekatan biaya aksi mitigasi.

Baca Juga: Kesepakatan G20 Menuju Transisi Energi Hijau

Dari hasil referensi itu pemerintah mendapat angka bahwa kebutuhan pendanaan dalam rangka mitigasi perubahan iklim mencapai Rp 343,6 triliun.

Ia merinci, kebutuhan pendanaan mitigasi perubahan iklim tersebut jika dilihat per sektor meliputi sektor kehutanan Rp 93,28 triliun, energi dan transportasi Rp 3.500 triliun, IPPU Rp 0,92 triliun, limbah Rp 181,4 triliun, serta pertanian Rp 4,04 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×