Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) akan berada di level 2,5% dari produk domestik bruto (PDB).
Menanggapi ini, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani justru menilai CAD sebesar 2,5% ini sulit untuk dicapai.
Shinta menilai, di tahun depan impor masih akan mengalami peningkatan. Pasalnya, Indonesia masih sangat bergantung pada impor. Sementara, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan impor belum efektif.
Perluasan B20 misalnya, penerapannya masih belum maksimal, sehingga efeknya belum bisa dirasakan di tahun depan. Sementara pengenaan pajak pada barang impor pun dianggap tak berdampak besar.
"Kalau kita kalkulasi, impor besarnya untuk bahan baku, Kalau bahan konsumsi yang mau diberhentikan, Ini signifikan sekali. Mau itu distop pun untuk apa, tidak akan berdampak banyak pada CAD," ujar Shinta, Rabu (5/12).
Menurut Shinta, CAD sebesar 2,5% pun akan sulit dicapai bila pemerintah tidak mengambil langkah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Sementara, dia merasa pemerintah tidak akan menaikkan harga bahan bakar di tahun mendatang karena alasan tahun politik.
"Kalau pemerintah berani untuk menaikkan BBM akan membantu sekali. Kalau tidak melakukan apa-apa akan sulit. Tapi apakah pemerintah berani menaikkannya di tahun politik? Saya kira tidak. Mungkin di pertengahan tahun kalau ingin terlaksana," jelasnya.
Karena itu, menurut Shinta pengusaha harus turut mendukung pemerintah menurunkan CAD dengan terus mendorong ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News