kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Anwar: Pemberantasan korupsi Indonesia lebih baik


Selasa, 05 November 2013 / 17:09 WIB
Anwar: Pemberantasan korupsi Indonesia lebih baik
ILUSTRASI. Pekerja mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas truk di Mamuju Tengah , Sulawesi Barat, Rabu (11/08/2021). Mendag Zulhas Desak Pabrik kelapa Sawit Beli TBS di Harga Rp 1.600 per Kg.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemberantasan Korupsi di Indonesia dinilai lebih baik dibanding di Malaysia. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai kuat dan tidak pandang bulu dalam memberantas korupsi.

Hal itu disampaikan pimpinan partai oposisi malaysia Anwar Ibrahim di sela-sela pertemuannya dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman di Jakarta, Selasa (5/11/2013).

Menurut Anwar, lembaga pemberantasan korupsi yang ada di Malaysia, Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) masih tebang pilih dalam memberantas korupsi. "Kalau dilakukan investigasi terhadap pemimpin seperti menteri ke atas akan lepas semua dari hukum. Tapi kalau yang ditangani polisi ke bawah pasti dijerat semua," kata Anwar.

Anwar mengaku pertemuannya dengan Irman akan dijadikan bahan pembelajaran. Anwar akan mengkonsultasikan berbagai hal kepada Irman, terutama terkait pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Saya tentu mengambil kesempatan ini untuk belajar, bahwa Malaysia dari segi pemberantasan korupsi jauh ke belakang dibanding Indonesia," ujar mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia itu.

Seperti diketahui, kinerja KPK selama ini diapresiasi oleh berbagai pihak. Apresiasi semakin deras di masa kepemimpinan Abraham Samad setelah para pejabat tinggi negara dijerat.

Contohnya, KPK menjerat Irjen (Pol) Djoko Susilo, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, hingga yang terakhir mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. (Ihsanuddin/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×