Reporter: Gloria Fransisca | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pengibaran bendera Bintang Kejora di Papua menjelang masa tenang kampanye Pemilu mengundang kekhawatiran sejumlah pihak.
Peristiwa itu dinilai masih maraknya kelompok orang tak dikenal (OTK) yang ingin mengacaukan pelaksanaan Pemilu 2014.
Menurut Wakapolri Badrodin Haiti, kelompok OTK di Papua masih terlibat baku-tembak dengan anggota TNI-Polri. Hal ini melansir masih adanya tindak kekerasan menjelang pemilu.
"Kasus itu sudah ditangani. Peristiwa semacam itu bukan hanya karena ada Pemilu, tapi pada momentum-momentum tertentu yang dimanfaatkan untuk menaikkan tensi kontroversi," ujar Badrodin.
Badrodin membenarkan jika momentum Pemilu disalahfungsikan untuk memicu konflik.
Terkait persiapan dan pengawasan Pemilu, Badrodin menyatakan, di Papua sendiri Polri telah menyiapkan anggota yang cukup banyak.
"Khususnya di daerah-daerah perbatasan yakni pasukan pengamanan dari TNI. Tetapi, di setiap-setiap Polres telah disiapkan pasukan TNI untuk mengamankan," imbuhnya.
Badrodi menambahkan, beberapa daerah yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pengawasan dan pengamanan Pemilu, antara lain Aceh, Papua, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, NTB, NTT.
Sebelumnya, Polri sempat menepis pengibaran bendera bintang kejora dan aksi penembakan OTK terkait dengan Pemilu 2014.
Penembakan oleh OTK di wilayah Jayapura yang berbatasan di Papua New Guinea (PNG) itu dinilai hanya sebagai upaya mengganggu aktivitas warga setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News