CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Anggaran risiko fiskal tahun depan naik jadi Rp 5,9 T


Selasa, 31 Agustus 2010 / 10:51 WIB
Anggaran risiko fiskal tahun depan naik jadi Rp 5,9 T


Reporter: Martina Prianti | Editor: Edy Can

JAKARTA. Situasi perekonomian global tahun depan masih belum menentu. Pemerintah pun berhati-hati dengan mengubah asumsi risiko fiskal tahun depan. Angkanya naik dari Rp 1 triliun menjadi Rp 5,9 triliun.

Menteri Keuangan Agus Martowarodjo mengatakan, kenaikan anggaran risiko fiskal ini untuk stabilisasi harga pangan. "Untuk kehati-hatian, kita memasukkan alokasi anggaran dana cadangan beras," katanya, Selasa (31/8).

Menurut RAPBN 2011, alokasi anggaran dana cadangan risiko fiskal dalam tahun 2011 sebesar Rp 4,9 triliun itu belum termasuk anggaran untuk stabilisasi harga pangan dan risiko fiskal lainnya seperti risiko lifting dan kenaikan harga gas PLN.

Seperti diketahui, pemerintah telah membuat asumsi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011. Asumsi tersebut telah disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 Agustus lalu. Namun, RAPBN 2011 tersebut belum dibahas bersama DPR.

Sementara alokasi risiko fiskal tahun ini masih belum digunakan. Tahun ini, pemerintah telah mengalokasi anggaran khusus untuk risiko fiskal stabilisasi harga sebesar Rp 1 triliun dan untuk dana cadangan beras Rp 1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×