Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp 197,8 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Menteri Kesehatan Budi Gunandi Sadikin mengungkapkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendapatkan kucuran anggaran sebesar Rp 114 triliun.
"Dari anggaran ini, sekitar Rp 90 triliun akan dialokasikan untuk Kementerian Kesehatan, sedangkan Rp 23 triliun-Rp 24 triliun akan diberikan langsung kepada pemerintah daerah dalam bentuk dana alokasi, baik fisik maupun otomatis,” ujar Budi dalam konferensi pers RAPBN 2025 di Jakarta, Jumat (16/8).
Baca Juga: Pemerintah Menunda Kebijakan Cukai Plastik di 2025, Ini Penjelasan Kemenkeu
Budi mengatakan salah satu fokus anggaran ini akan digunakan untuk mendukung program unggulan Presiden Terpilih Prabowo Subianto alam meningkatkan kualitas rumah sakit (RS) di seluruh Kabupaten/Kota.
Ia mengatakan saat ini, terdapat 511 kabupaten/kota di Indonesia, dan 70 di antaranya masih belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.
"Nah rencananya kita akan upgrade, supaya bisa diisi alat-alat yang lebih canggih untuk melayani penyakit stroke, jantung dan kanker," urainya.
Selain untuk peningkatan kualitas rumah sakit, pemerintah juga berfokus pada penurunan angka TBC di Indonesia.
Budi mengungkap pemerintah telah melakukan screening dan memperkenalkan obat baru dalam menekan angka TBC di dalam negeri.
"Tahun ini, Indonesia sudah masuk tahap uji klinis fase 3 untuk vaksin baru tersebut, dengan harapan pada tahun 2028 vaksin ini sudah bisa diluncurkan,” jelas Budi.
Baca Juga: 10 Tahun Menjabat, Jokowi Sebut Anggaran Kartu Indonesia Sehat Capai Rp 361 Triliun
Lebih lanjut, Budi menambahkan Presiden terpilih juga meminta peningkatan upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit katastropik. Dalam hal ini, Kemenkes selama ini juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4 triliun-Rp 5 triliun.
Budi berharap, melalui tambahan anggaran kesehatan di tahun 2025, fasilitas pencegahan dan deteksi dini penyakit akan lebih banyak di rumah sakit di seluruh daerah di Indonesia.
"Dengan demikian, seluruh masyarakat kita nanti bisa dideteksi lebih dini penyakitnya dan biaya perawatannya bisa jauh lebih rendah," ucap Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News