Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) mendorong pemerintah Indonesia untuk meningkatkan upaya dalam mobilisasi pendapatan serta memprioritaskan pengeluaran guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, reformasi kebijakan dan administrasi pajak harus diperkuat untuk meningkatkan penerimaan negara.
"Kebijakan pajak dan reformasi administrasi harus dimajukan untuk meningkatkan pendapatan," tulis AMRO dalam laporannya, Rabu (5/3).
AMRO juga menyambut baik langkah pemerintah dalam merealokasi anggaran dengan memangkas belanja non-esensial serta memperbaiki mekanisme subsidi agar lebih tepat sasaran, sehingga sumber daya fiskal dapat dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan mitigasi perubahan iklim.
Selain itu, rencana pengalihan utang (debt switch) atas obligasi pemerintah yang diterbitkan kepada Bank Indonesia (BI) selama pandemi dinilai sebagai langkah positif.
Baca Juga: AMRO Ramal Ekonomi Indonesia 2025 Tumbuh Stagnan di 5%
AMRO mengapresiasi komitmen pemerintah dalam melaksanakan pengalihan utang tersebut sesuai dengan prinsip kebijakan fiskal dan moneter yang prudent, serta menjaga disiplin pasar guna menghindari gangguan pada stabilitas pasar keuangan.
"Upaya keterlibatan investor obligasi dan pendalaman pasar obligasi pemerintah harus diprioritaskan," katanya.
Dalam menghadapi dinamika global dan domestik, AMRO merekomendasikan agar BI secara fleksibel menyesuaikan bauran kebijakan untuk mengatasi berbagai risiko yang berkembang.
Dengan inflasi domestik yang diperkirakan tetap terkendali, pemangkasan suku bunga lebih lanjut dapat dipertimbangkan guna mendukung pertumbuhan ekonomi, selama nilai tukar rupiah tetap sesuai dengan fundamentalnya dan volatilitasnya tidak berlebihan.
Selain itu, pendalaman pasar uang domestik diharapkan dapat meningkatkan ketahanan terhadap risiko volatilitas arus modal, sementara perbaikan sistem pembayaran dan promosi transaksi mata uang lokal akan mendukung perdagangan dan investasi regional serta stabilitas nilai tukar.
Reformasi struktural juga perlu dipercepat guna meningkatkan diversifikasi ekonomi dan produktivitas nasional.
AMRO menyoroti pentingnya penguatan industri hilirisasi nikel serta rantai pasok kendaraan listrik global. Namun, peningkatan produktivitas di sektor pertanian, pariwisata, dan manufaktur juga harus menjadi prioritas.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Hanya Capai 5,1% di 2025
Selain itu, peningkatan kapasitas implementasi di tingkat pemerintahan daerah akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional dan pengurangan kesenjangan pendapatan.
Untuk menarik investasi asing langsung, pemerintah perlu memperkuat rantai pasok lokal, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, membangun infrastruktur yang lebih baik, serta menciptakan regulasi yang kondusif.
Upaya perluasan inklusi keuangan juga harus didukung dengan penyempurnaan program bantuan bagi UMKM serta peningkatan sistem berbagi informasi kredit.
Selanjutnya: BCA Life dan BCA Insurance Kasih Solusi Proteksi Keuangan Terjangkau di Tahun 2025
Menarik Dibaca: BCA Life dan BCA Insurance Kasih Solusi Proteksi Keuangan Terjangkau di Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News