Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, defisit neraca perdagangan pada November sebesar US$ 1,33 miliar. Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan sejak Januari hingga November 2019, sebesar US$ 3,11 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan impor, khususnya impor migas seperti dengan penggunaan green avtur, restrukturisasi TPPI, hingga pengimplementasian B30 hingga B100.
Baca Juga: Defisit neraca perdagangan menekan nilai tukar rupiah
Namun, Airlangga juga mengatakan berbagai upaya untuk perbaikan neraca dagang tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Menurut Airlangga, dibutuhkan waktu dua sampai tiga tahun sehingga defisit neraca dagang bisa diperbaiki.
"Menaikkan lifting tidak bisa instan, mengurangi impor juga tidak bisa instan, membangun pabrik juga makan waktu," tutur Airlangga, Senin (16/12).
Baca Juga: Meski ada kesepakatan fase satu, defisit yang dialami AS masih besar ketimbang China
Di saat yang sama, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan akan terus menggenjot kinerja ekspor dan mendorong perjanjian kerja sama dengan negara mitra untuk meningkatkan akses pasar ke negara lain.
"Kami juga menggalakkan beberapa kebijakan, beberapa hal kita evaluasi untuk direvis juga ada kebijakan baru untuk menggalakkan ekspor," ujar Agus.
Baca Juga: BPS catat nilai ekspor bulan November 2019 turun 6,7% menjadi US$ 14,01 miliar
Sementara itu, berdasarkan catatan BPS, defisit neraca perdagangan November 2019 disebabkan adanya peningkatan impor di tengah penurunan ekspor.
Ekspor Indonesia pada November 2019 tercatat sebesar US$ 14,01 miliar atau turun sebesar 6,17% mom. Sementara impor pada November 2019 tercatat sebesar US$ 15,34 miliar atau naik 3,94% mom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News