Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia resmi masuk jurang resesi. Namun, Menko Airlangga Hartarto mengatakan realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 menunjukan tren pemulihan karena lebih baik daripada periode sebelumnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 minus 3,49% year on year (yoy). Sebelumnya di kuartal II-2020 ekonomi sudah kontraksi 5,32% yoy. Sehingga, secara teknikal pertumbuhan ekonomi yang minus dalam dua kuartal berturut-turut menjadikan status ekonomi Indonesia resesi.
Laporan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 oleh BPS itu di luar prediksi pemerintah. Pasalnya proyeksi pemerintah melenceng dari realisasi yang memperkirakan ekonomi pada Juli-September 2020 berada di rentang minus 2,9% hingga minus 1%.
Menko Airlangga menyebutkan beberapa indictor ekonomi mengalami perbaikan pada Juli-September 2020 antara lain promt manufacturing index, penjuaan kendaraan bermotor, pertumbuhan penjualan ritel, indeks keyakinan konsumsn, survey kegiatan dunia usaha, serta impor bahan baku dan barang modal.
Baca Juga: Struktur perekonomian Indonesia masih didominiasi Pulau Jawa, bagaimana pulau lain?
Selain itu, beberapa harga komoditas andalan Indonesia sudah mengalami perbaikan seperti batubara, minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO), serta produk-produk pertanian lainnya.
“Perbaikan-perbaikan ini menunjukan aktivitas industri sudah mulai membaik. Kemudian kalau dilihat perekonomi global sudah recovery, trennya positif,” kata Menko Airlangga dalam Konferensi Pers Tentang Pertumbuhan Ekonomi vida daring, Kamis (5/11).
Setali tiga uang, Menko Airlangga manilai di kuartal IV-2020 ekonomi dapat lebih baik dibanding kuartal III-2020. Sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 berada di antara minus 1,7% hingga 0,6%.
Baca Juga: Bali dan Nusa Tenggara catat kontraksi perekonomian terdalam di kuartal III-2020
Dengan demikian, agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh setidaknya di batas bawah proyeksi pemerintah, maka di kuartal IV-2020 minimal realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,14% yoy.
Menko Airlangga menambahkan di sisa akhir tahun ini pemerintah akan bergegas untuk mendongkran ekonomi melalui belanja termasuk optimalisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Adapun untuk realisasi program PEN masih jauh dari pagu. Data Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidan Perekonomian menunjukan penyerapan anggaran PEN hingga 4 November 2020 sebesar Rp 366,86 triliun.
Angka tersebut baru mencapai 52,7% dari total anggaran sebesar Rp 695,2 triliun. Artinya, kurang dari dua bulan pemerintah musti menyalurkan dana sebesar Rp 328,34 triliun supaya pagu yang dianggarkan bisa terserap 100%.
Selanjutnya: Sri Mulyani sebut ekonomi Indonesia dalam tren perbaikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News