kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Airlangga Ingatkan Agar Bangkrutnya Silicon Valley Bank Tidak Merembet ke Indonesia


Rabu, 15 Maret 2023 / 12:57 WIB
Airlangga Ingatkan Agar Bangkrutnya Silicon Valley Bank Tidak Merembet ke Indonesia
ILUSTRASI. Pemerintah akan mewanti-wanti agar ambruknya Sillicon Valley Bank (SVB) tidak merembet ke perekonomian Indonesia.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan mewanti-wanti agar ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) salah satu bank di Amerika Serikat (AS) tidak merembet ke perekonomian Indonesia.

“Jangan sampai kasus dari SVB dan Signature Bank atau yang lain bawa efek sentimen negatif di region ini, mudah-mudahan dampaknya tidak sebesar krisis ekonomi 2008 kemarin,” tutur Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Maybank Indonesia Economic Outlook 2023, Rabu (15/3).

Menurutnya, kejadian ini juga menjadi alarm utamanya bagi sektor perbankan, agar tidak bernasib sama seperti SVB.

“Bahwa yang ajaib-ajaib ini akhirnya jatuh juga. Ini kan salah satu akibat over aset yang lebih tinggi di sektor digital,” jelasnya.

Baca Juga: SVB Bangkrut, The Fed Pertimbangkan Aturan yang Lebih Ketat untuk Bank Kelas Menengah

Meski begitu, Airlangga yakin perekonomian Indonesia ke depan akan baik-baik saja. Menurutnya potensi resesi Indonesia hanya sekitar 3% saja. Artinya kemungkinan 97% Indonesia tidak akan mengalami resesi.

Melansir pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya,  Silicon Valley Bank (SVB) kolaps akibat penarikan dana besar-besaran dalam 48 jam. 

Awalnya, SVB menjual obligasi senilai US$ 21 miliar di bawah harga pasar. Kerugian penjualan mencapai US$ 1,8 miliar.

SVB juga berniat mencari pendanaan dari perusahaan venture capital General Atlantic dan menjual obligasi konversi ke publik. Secara total, SVB berniat mencari pendanaan sekitar US$ 42 miliar.

Belum jelas penyebab kebutuhan pendanaan ini. Tetapi, langkah penjualan obligasi dengan kerugian plus rencana pendanaan ini memicu potensi penurunan peringat dari Moody's Investors Service.

Baca Juga: Moodys: Bank AS akan Mengalami Kerugian Lebih Besar setelah Krisis SVB

Pasar pun terkejut dengan rencana pendanaan SVB. Kabar ini memicu klien SVB terutama venture capitalist mengarahkan klien portofolio untuk ramai-ramai menarik dana dari SVB.

Dampak dari keruntuhan SBV mulai menyebar ke seluruh dunia. Di Inggris, unit SVB diambil alih HSBC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×